Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum- Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menjelaskan tentang praktik politik uang dan politisasi SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) yang menjadi isu serius dalam pemilu dan pemilihan (pilkada) tahun 2024. Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam diskusi kelompok terpumpun Modul Inspirasi 3 Modul Nusantar Program Pertukaran Mahasiswa (PMM) bertema: Modul Inspirasi 3 Modul Nusantara, "Memetakan Preferensi Partisipasi Politik Generasi Muda Milenial, Sabtu (26/11/2022).
Dia menerangkan beberapa tantangan dalam Pemilu 2024, salah satunya politik uang, politik identitas, kampanye negatif, dan kampanye hitam. "Politik uang dan isu sosial politik di antaranya SARA, masih jadi tantangan serius bersama dalam Pemilu 2024," katanya.
Salah satu peserta mahasiswa bertanya, bagaimana mahasiswa berperan dalam menangkal isu politik uang dan politisasi SARA? Menjawabnya, Bagja menerangkan, mahasiswa bisa turut aktif
melakukan pendidikan dan pemahaman politik kepada masyarakat, akan bahayanya praktik politik uang dan politisasi SARA.
"Mahasiswa bisa bantu sadarkan masyarakat, kalau nerima uang untuk milih calon tertentu itu salah. Apalagi dalam konteks SARA, bisa sadarkan masyarakat kalau saling hujat itu tidak baik," terangnya.
Dalam kesempatan ini, Bagja mengajak para mahasiswa untuk melihat-lihat ruangan dalam gedung kantor Bawaslu. Dirinya menunjukkan ruang rapat para komisioner, ruang virtual, ruang podcast, dan berakhir di ruang persidangan. Di ruang terakhir ini pula, Bagja mempersilakan mahasiswa untuk mencoba simulasi persidangan.
Editor: Ranap THS
Fotografer: Rama Agusta