Dikirim oleh Jaa Pradana pada
Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin saat menjadi pembicara pembicara dalam Sosialisasi Perbawaslu Nomor 7 Tahun 2019 dan Penguatan Pengelolaan Kehumasan dan Website Bawaslu Kabupaten/Kota di Tangerang, Banten, Jumat 6 September 2019/Foto: Jaa Rizka Pradana

Banten, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Ada hal berbeda dalam pertemuan keempat organisasi penyelenggara pemilu dunia, The Association of World Election Bodies (A-WEB) di India. Lembaga pengawas pemilu asal Indonesia, Bawaslu dikukuhkan menjadi salah satu anggotaannya.

Perlu diketahui, anggota A-WEB adalah lembaga atau organisasi dari 106 negara yang merupakan penyelenggara teknis pemilu. Namun, Bawaslu yang secara kerja teknis mengawasi bisa masuk ke dalam A-WEB yang bermarkas di Korea Selatan.

Baca juga: Jelang Bawaslu Award, Abhan Harap Ada Parameter Baru Dalam Penilaian 

Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin yang hadir mendampingi Ketua Bawaslu Abhan dalam forum tersebut mengisahkan, hal itu merupakan terobosan Bawaslu untuk bisa mendunia. Bawaslu merupakan produk kelembagaan orisinil tanah air tanpa menjiplak ide dari negara lain.

Afif menyebut, hanya ada beberapa negara yang punya lembaga mirip Bawaslu, diantaranya Mexico dan Afghanistan. Di Mexico pun, dia bilang, lembaganya lebih berorientasi ke peradilan pemilu.

Negara-negara lain masih banyak mempertanyakan kehadiran Bawaslu dalam even pemilu. Dalam sebuah acara koalisi penyelenggara pemilu dan LSM internasional di Sri Lanka, Afif pernah ditanya alasan adanya pengawas pemilu. Padahal bangsa ini sudah ada KPU yang bersifat independen.

"Saya ceritakanlah di sini juga ada DKPP, Bawaslu dengan tupoksinya masing-masing. Terus tambah bingunglah mereka itu," ungkapnya di Banten, Jumat (6/9/2019).

Lelaki asal Sidoarjo, Jawa Timur ini menegaskan, butuh waktu panjang untuk meyakinkan dunia internasional wajah serta eksistensi Bawaslu.

Baca juga: Afif Harap Informasi Kehumasan Pemilu Akomodatif dan Informatif 

Di sisi lain, anggapan dunia barat lebih baik dari dunia timur juga masih santer terdengar. Maka dari itu, Afif menjadikan masuknya Bawaslu ke A-WEB sebagai momentum menghapus persepsi tersebut. Dia menegaskan, dunia timur pun bisa menjalankan penyelenggaraan pemilu yang ideal.

"Kita yakinkan publik, dan kita senang kemarin Bawaslu disetujuu masuk A-WEB," ujar lulusan magister Universitas Indonesia itu.

Bagi Afif, masuk dalam koalisi A-WEB sangat penting. Bawaslu bisa memanfaatkannya untuk menjelaskan ke dunia internasional keberadaan pengawas pemilu. Baginya, negara lain atau kelompok masyarakat juga bisa belajar ke Bawaslu bila mau belajar membuat lembaga semacam ini.

"Ini merupakan capaian atau keberhasilan kolektif kolegial kita bersama," tuntasnya.

Editor: Ranap THS