Dikirim oleh Jaka Fajar pada
Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda dalam Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Pembinaan Evaluatif Untuk Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengawas Pemilu di Sorong, Selasa (14/10/2025).

Sorong, Badan Pengawas Pemilihan Umum — Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda menegaskan pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) pengawas pemilu di Tanah Papua yang kuat secara teknis dan memahami nilai-nilai sosial serta budaya masyarakat setempat. Menurutnya, pengawasan yang berakar pada budaya local lebih mudah diterima.

 

“Kami ingin pengawas pemilu di Tanah Papua tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya paham aturan, tetapi juga memahami hati masyarakatnya. Pengawasan yang berakar pada budaya lokal akan lebih diterima, lebih adil, dan lebih bermartabat,” ujar Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda dalam Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Pembinaan Evaluatif Untuk Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengawas Pemilu di Sorong, Selasa (14/10/2025).

 

Herwyn menambahkan, Bawaslu terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak, seperti tokoh adat, kepala kampung, dan pemuka agama untuk membangun model pengawasan partisipatif berbasis kearifan lokal. Kolaborasi ini diharapkan mampu menciptakan suasana pemilu yang lebih damai dan dipercaya masyarakat.

 

“Melibatkan tokoh adat dan lembaga keagamaan bukan sekadar strategi sosialisasi, melainkan bentuk pengakuan bahwa nilai-nilai adat dan spiritual memiliki peran besar dalam menjaga kejujuran serta kedamaian proses pemilu,” katanya.

 

Lebih lanjut, Herwyn menjelaskan Bawaslu juga tengah mengembangkan konsep “pengawasan adat”, yakni mekanisme yang menempatkan masyarakat adat sebagai bagian aktif dalam menjaga integritas pemilu. Melalui pendekatan ini, masyarakat didorong untuk ikut serta dalam memantau jalannya pemilu dengan berpedoman pada norma dan nilai yang mereka junjung.

 

Herwyn berharap, pengawas pemilu di Tanah Papua dapat menjadi figur yang bekerja tidak semata karena tugas kelembagaan, tetapi karena panggilan moral untuk menjaga demokrasi yang bermartabat di tanah sendiri.

 

Fotografer: Jaka Fajar

Editor: Dey