Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Bawaslu terus berupaya meningkatkan literasi kepemiluan dan menangkal berita bohong. Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengatakan, salah satu strategi yang dilakukan yaitu melakukan kolaborasi bersama media nasional dan konten kreator.
Hal tersebut untuk meningkatkan peran media melalui website Jarimu awasi pemilu. "Pertukaran informasi, edukasi dan literasi digital pengawasan pemilu, dan respon cepat terhadap disinformasi isu-isu pemilu, serta tindak lanjut aduan konten disinformasi," katanya dalam Webinar Tantangan Era Kecepatan Infformasi dan Data Dalam Menghadapi Pemilu 2024 yang digelar Ditjen Polpum Kemendagri, Senin, (17/4/2023).
Bagja menambahkan, Bawaslu juga berkolaborasi dengan platform media sosial seperti Facebook dan Twitter dalam pembuatan pelaporan konten dan pelatihan media sosial. Selain itu, Bawaslu juga berkoordinasi bersama Kominfo untuk melawan hoaks selama masa kampanye, pemblokiran website, dan membantu kominfo untuk mengklarifikasi hoaks.
"Hal tersebut dilakukan untuk menekan penyebaran berita bohong di media sosial. Jika tidak diawasi dikhawatirkan bisa memicu konflik. Maka perlu diambil langkah pencegahan demi menciptakan pemilu yang damai dan aman," terang alumnus Universitas Indonesia itu.
Bawaslu, lanjutnya juga menghadapi tantangan peningkatan kapasitas pemantau pemilu. Setiap pemantau pemilu memilih karakteristik, permasalahan hingga kebutuhan yang berbeda dalam konteks pemantauan Pemilu 2024. Tidak semua pemantau memiliki SDM yang cukup untuk mendukung proses pemantauan.
"Maka peningkatan kapasitas pemantau perlu didukung dengan pelatihan yang disediakan oleh lembaga akreditasi seperti Bawaslu," ungkapnya.
Editor: Jaa Pradana