Purwakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Anggota Bawaslu Lolly Suhenty mendorong Pengawas Kecamatan (Panwascam) dan Pengawas Kelurahan Desa (PKD) di Kabupaten Purwakarta segera petakan Tempat Pemungutan Suara (TPS) rawan.
“Pemetaan TPS rawan harus segera dilakukan mengingat waktu yang semakin sempit, agar masyarakat juga tahu area-area yang memerlukan perhatian ekstra,” ungkapnya kepada jajarannya di Kantor Kabupaten Purwakarta saat supervisi dan monitoring guna memastikan kesiapan pengawasan dalam Pemilihan 2024, Rabu, (6/11/2024).
Lolly menjelaskan, Purwakarta dipilih sebagai lokasi supervisi karena wilayah ini memiliki Panwascam yang berpengalaman dalam pemilu dan pilkada sebelumnya.
“Di sini Panwascam-nya sudah sangat berpengalaman di Pemilu lalu dan Pemilihan 2018. Mereka paham aturan main pengawasan dan memiliki kapasitas mumpuni, mestinya upaya pencegahan dan penindakan bisa berjalan optimal,” ujar Lolly.
Sebagai bagian dari upaya memastikan kesiapan pengawasan, Lolly mengingatkan pentingnya peran PTPS dalam menjaga kelancaran dan keadilan pemilu.
“Ujung tombak pengawasan ada di Pengawas TPS. Kami dari Pusat perlu memastikan kesiapan pengawas di lapangan, dengan 1.462 TPS di Purwakarta, pengawasan harus ditingkatkan agar potensi pelanggaran dapat ditekan semaksimal mungkin”imbuhnya.
Selain itu, Lolly mengingatkan agar sejak PTPS dilantik, dialog dan diskusi dengan Panwascam dan PKD berjalan secara rutin. Sebab menurutnya, komunikasi menjadi kunci dalam pengawasan pemilu. Ia mengimbau agar semua perangkat pengawasan, terutama di lapangan, selalu siaga dan mudah dihubungi.
“Ini tanggung jawab kita bersama, sirkulasi pengetahuan harus terus berputar tidak boleh ada hambatan. Pastikan tidak ada yang mematikan handphone. Komunikasi dan koordinasi yang lancar antara PKD dan PTPS itu sangat penting. Panwascam harus memberi dukungan penuh kepada PTPS agar mereka bekerja dengan baik,” tegas Lolly.
Di akhir arahannya, Lolly menyoroti aplikasi Sistem Pengawasan Pemilihan( Siwaslih) sebagai alat penting untuk mencatat data otentik dari C1 plano di setiap TPS. Berdasarkan uji coba di Jawa Barat, aplikasi ini sudah berhasil diterapkan dengan tingkat keberhasilan 83 persen, meski masih ada kendala di beberapa wilayah di Purwakarta seperti Campaka dan Babakancikao.
“Tujuan Siwaslih adalah untuk merekam data otentik di C1 plano, yang nanti bisa menjadi bukti jika terjadi Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU). Berdasarkan pengalaman pemilu sebelumnya masih ada kekeliruan dari PTPS terkait data yang diunggah, sehingga mereka perlu terus dilatih agar tidak mengulangi kesalahan,” tutupnya.
Editor : BSW
Photo : Nofiar