Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Sebagai Presidensi Global Network on Electoral Justice (GNEJ) membuat Bawaslu dan Indonesia mendapat kepercayaan untuk mengenalkan lebih luas tentang sistem demokrasi kepada dunia. Hal itu dikatakan Anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar dalam rapat persiapan Presidensi Bawaslu dalam GNEJ di Jakarta, Selasa (18/1/2022).
"Sudah saatnya negara lain belajar demokrasi dari Indonesia dan kita akan upayakan dalam acara-acara yang akan digelar Maret nanti," tuturnya.
Acara yang dimaksud Fritz yaitu Scientific Committee Meeting dan GNEJ Awards Maret 2022 dan Fifth Plenary Assembly Oktober 2022.
Menurutnya, ajang ini patut dijadikan kesempatan untuk saling bertukar pikiran terkait demokrasi Eropa dan Asia. Sehingga ilmu demokrasi yang diperoleh peserta semakin kaya. Selain itu banyak negara telah mengakui kerja-kerja Bawaslu dalam hal pengawasan, pencegahan, penanganan pelanggaran dan penindakan serta penyelesaian sengketa.
"Kami melihat ini adalah kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia setelah dua tahun tidak bertemu, kita ingin bertemu secara offline (tatap muka). Kita harap Pemerintah dapat bekerja sama bersama Bawaslu untuk terwujudnya acara ini," ungkapnya.
Dalam rapat ini, Fritz mengajak Kementerian Luar Negeri dan Biro Hukum Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membahas terkait teknis pelaksanaan presidensi Bawaslu seperti penerjemah, teknis karantina maupun pengurusan dokumen (visa dan dokumen terkait).
Sebagai informasi Anggota/Member dari jaringan internasional ini adalah 190 perwakilan dari 72 otoritas pemilihan dari 46 negara, serta 22 organisasi internasional, 13 pusat akademik, 7 aktor swasta dan 8 pakar/pengamat. Terkait acara internasional ini rencananya akan dilakukan secara hybrid di Denpasar, Bali.
Teks dan Foto : Reyn Gloria
Editor : Hendi Purnawan
 |
 |
Webmail
