Dikirim oleh Jaa Pradana pada
Tangkapan layar Ketua Bawaslu Rahmat Bagja saat memberikan keterangan dalam Webinar yang digelar PW Al Jam'iyatul Washliah Maluku bertajuk 'Peluang dan Tantangan Pengawasan menuju Pemilu-Pilkada 2024', Rabu (22/6/2022).

Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum- Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengajak anggota Al-Jam'iyatul Washliah turut berpartisipasi dalam mewujudkan Pemilu 2024 yang berkualitas. Baginya, pemilu berkualitas yakni pemilu yang mampu menjaga daulat rakyat secara 'genuine' (tulus) berdasarkan prinsip kesetaraan hak pilih (equal suffrage) dan kepastian hukum (legal certainty).

Bagja mengungkapkan untuk mewujudkan Pemilu 2024 berkualitas sangat berat. Tantangan secara umum yang bisa dilihat yakni terkait keserentakannya, di mana ada enam jenis pemilihan yang akan dipilih langsung masyarakat.

"Beberapa tantangan mewujudkan pemilu berintegritas, masih adanya politik uang, netralitas Aparatur Sipil Negara(ASN), politisasi SARA (suku, agama, ras, dan antar-gooongan) serta akurasi daftar pemilih tetap," ungkapnya dalam Webinar yang digelar PW Al Jam'iyatul Washliah Maluku bertajuk 'Peluang dan Tantangan Pengawasan menuju Pemilu-Pilkada 2024', Rabu (22/6/2022).

Terkait masalah teknis, Bagja menyebutkan akan ada kesulitan akses jaringan teknologi informasi di berbagai daerah, terutama wilayah Indonesia timur. "Ini kemudian akan terjadi persoalan dalam masalah teknis apalagi kalau Situng dan Sirekap (aplikasi) KPU akan digunakan sebagai alat bantu," ucap lelaki kelahiran Medan itu.

Selanjutnya, masalah kendala geografis di daerah yang terisolir. Bagja menyebut seperti di daerah kepulauan akan menjadi persoalan distribusi logistik untuk pemilu dan pilkada.

"Masalah teknis lain yakni keterbatasan waktu rekapitulasi penghituang suara dan pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU). Apalagi kalau ada putaran kedua pilpres," kata dia.

Editor: Ranap THS