Dikirim oleh Anonim (Belum diperiksa) pada

Jakarta, Bawaslu – Ketua Aliansi Jurnalis Independent (AJI) Jakarta, Umar Idris, secara resmi menyerahkan laporan dugaan pelanggaran Pemilu 2014 yang dilakukan caleg dan partai politik (parpol) kepada Bawaslu. Laporan tersebut diterima Pimpinan Bawaslu, Nelson Simanjuntak di gedung Bawaslu, Jl. M. H. Thamrin, Jakarta, Jumat sore (7/2).

Laporan dugaan pelanggaran Pemilu itu dihimpun dari aplikasi software matamassa.org. Matamassa merupakan program pemantauan Pemilu 2014 untuk daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Program tersebut dilaksanakan melalui kerjasama AJI Jakarta, ICT Laboratory for Social Change (Ilab), dan Southeast Asia Technology and Transparancy (SEATTI). Aplikasi software itu dapat diunduh di telepon selular berbasis iOS, Android, BlackBerry, dan sms gateway.

Seluruh laporan dari masyarakat itu diunggah di portal pengawasan online yaitu matamassa.org. Ketika itu, Umar Idris menyerahkan laporan yang masuk ke situs matamassa.org antara kurun waktu 1 Januari 2014 sampai 4 Febuari 2014. Dari laporan itu, Umar Idris menilai, masyarakat mempunyai minat dan antusias dalam mengawasi tahapan Pemilu. Setelah diinventarisir, sebagian besar laporan tersebut merupakan pelanggaran administratif, yaitu berupa pemasangan alat peraga kampanye di lokasi yang tidak sesuai dengan ketentuan.

Usai menyerahkan laporan tersebut, Umar Idris berharap agar Bawaslu dapat melakukan tindak lanjut. Setelah tim dari matamassa.org melakukan verifikasi selama kurun waktu sebulan terakhir ini, diketahui jumlah laporan mencapai 294 kasus. Rinciannya, laporan melalui sms (0813-7020-2014) sebanyak 64 kasus, melalui email (lapor@matamassa.org) sebanyak 57 kasus, dan 173 kasus masuk melalui aplikasi yang ditanamkan pada mobile phone atau website.

Dari total 296 kasus dugaan pelanggaran Pemilu yang dilaporkan masyarakat, sebanyak 5 kasus di antaranya merupakan dugaan pelanggaran pidana Pemilu dalam bentuk politik uang. Modusnya bermacam-macam, mulai dari pembagian jilbab, sembako, dan sumbangan untuk korban banjir.

“Saat ini laporan yang dihimpun matamassa.org masih terbatas di wilayah Jabodetabek. Ke depannya, AJI Jakarta berharap aplikasi matamassa.org dapat lebih dikembangkan dan digunakan berbagai stakeholder Pemilu, sehingga dapat mewujudkan Pemilu 2014 yang lebih baik daripada Pemilu sebelumnya,” kata Umar Idris saat memaparkan laporan dalam diskusi publik di gedung Bawaslu.

Sementara itu, Pimpinan Bawaslu, Nelson Simanjuntak menyambut baik program dan aplikasi matamassa.org sebagai bentuk nyata peran serta masyarakat dalam mengawasi proses dan tahapan Pemilu 2014. “Program ini harus kita dukung bersama. Sudah saatnya masyarakat benar-benar terlibat dalam pemantauan Pemilu 2014,” ujarnya.

Bawaslu, kata Nelson Simanjuntak akan menindaklanjuti laporan yang disampaikan AJI Jakarta. Tentu saja setelah laporan tersebut diverifikasi dan dikaji lagi oleh Bawaslu, untuk selanjutnya Bawaslu mengeluarkan rekomendasi, baik kepada kepolisian (terkait pelanggaran pidana Pemilu) maupun kepada KPU (terkait pelanggaran administrasi Pemilu).

Dalam diskusi itu, Deputi Direktur Perludem, Veri Junaidi mengatakan, lembaga pemantau Pemilu yang berjaringan dengan Perludem akan menjadikan matamassa.org sebagai portal pelaporan Pemilu, karena portal ini menyuguhkan laporan yang terverifikasi. “Dugaan pelanggaran Pemilu yang ditemukan Perludem, sebagian sudah dilaporkan melalui portal matamassa,” ujarnya.

Dewan Pengawas Ilab, Ahmad Suwandi mengatakan, aplikasi software yang digunakan matamassa.org baru tersedia di smartphone android (diunduh dari Playstore) dan iOS (diunduh di AppStore). Program matamassa juga sudah didukung penyelenggara Pemilu (KPU dan Bawaslu), SEATTI, LBH Pers, Perludem, Green Radio, www.portalkbr.com, www.jurnalparlemen.com, www.tempo.co, Kontan, Transparancy International Indonesia, LPM Didaktika, LPM Orange, LPM Wrelta Aksa, dan PT Jasnita Telekomindo. *** (hms/rs/sap)