Dikirim oleh Hendi Purnawan pada
Anggota Bawaslu M Afifuddin saat memberikan pengarahan dalam acara diskusi Identifikasi Strategi Pengawasan dalam Persiapan Pelaksanaan Pemilihan Umum Tahun 2024, Jumat (13/3/2020) malam/Foto: Humas Bawaslu RI

Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin berharap, dalam menyusun rancang bangun atau strategi pengawasan Pemilu 2024, Bawaslu harus bisa menciptakan terobosan dan inovasi pengawasan. Menurut dia hal tersebut dikarenakan pengawasan pesta demokrasi juga harus mengimbangi perkembangan teknologi.

"Terobosan dan inovasi pengawasan harus ada. Ini harga mati dan sangat krusial. Maka harus ada kemauan dan keberanian untuk menciptakan sebuah hal yang baru," ucapnya diskusi Identifikasi Strategi Pengawasan dalam Persiapan Pelaksanaan Pemilihan Umum Tahun 2024, Jumat malam, (13/3/2020).

Afif mengatakan Bawaslu harus belajar dari pengalaman mengawasai Pemilu 2019 dan Pilkada 2020. Pengalaman saat itu, baginya sangat berharga untuk mengawasi pesta demokrasi ke depan.

Dirinya pun meminta hal yang kurang baik harus disempurnakan. Afif mrncontohkan aplikasi Sistem Pengawasan Pemilu (Siwaslu) dan Gowaslu harus dikembangkan agar kinerjanya semakin maksimal. "Maka rancangan yang dirumuskan hari ini harus bisa meminimalisir kemunculan masalah yang pernah terjadi sebelumnya. Jangan sampai terulang kembali," ungkapnya.

Afif menambahkan, Bawaslu harus berani melakukan evaluasi sumber daya manusia (SDM) pengawasan. Kinerja jajaran Pengawas Kecamatan (Panwascam), Pengawas Desa/Kelurahan harus lebih baik dari sebelumnya. Afif meyakinkan, jika ada jajaran yang kinerjanya kurang baik, maka harus diambil tindakan. Hal tersebut bagi dia karena jumlah pengawas yang banyak tidak menjamin terhadap kinerja pengawasan, melainkan harus dimaksimalkan jumlah jajaran yang ada.

"Beban pekerjaan mereka juga harus dipikirkan agar tidak terlalu berat. Pasalnya proses pemungutan suara yang serentak dikhawatirkan akan membuat kinerja jajaran pengawas di lapangan semakin berat dibanding Pemilu 2019 dan Pilkada 2020," ungkapnya. 

Di tempat yang sama, Kepala Biro Fasilitasi Pengawasan La Bayoni menuturkan kegiatan ini bertujuan mendapat masukan dari para narasumber dan peserta diskusi, sebagai bahan untuk menyusun kebijakan dan strategi pengawasan pemilu ke depan.

"Saya harap bisa melahirkan sebuah rumusan yang ampuh untuk menghadapi Pemilu dan Pilkada Serentak 2024," urainya.

Sekadar informasi, rapat ini diikuti peserta dari beberapa anggota bawaslu koordinator divisi pengawasan dari berbagai provinsi. Ada yang hadir langsung di lokasi maupun secara daring (dalam jaringan).

Editor: Ranap THS
Fotografer: Hendi Purnawan