Banjarmasin, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Matahari terik sedari pagi tidak mengurangi rasa semangat warga Banjarmasin Selatan untuk melakukan pemungutan suara ulang (PSU) Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwakot) Banjarmasin. Penyelenggara pemilihan pun kian sigap mengecek segala kelengkapan alat, logistik, dan prosedur pemilihan agar menerapkan protokol kesehatan (prokes) terlaksana dengan baik.
Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi salah satu provinsi yang mendapat dua kali jatah PSU atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK), yaitu PSU Pilwalkot Banjarmasin dan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalsel. Atas hal ini pihak penyelenggara utamanya Bawaslu dan KPU harus bekerja ekstra memastikan kesalahan yang sama tidak terulang dalam PSU ini.
Anggota Bawaslu Rahmat Bagja bahkan meninjau langsung beberapa tempat pemungutan suara (TPS) di tiga kelurahan yaitu Basirih Selatan, Murung Jaya, dan Mantuil yang prokesnya telah dilaksanakan dengan baik. Namun ada yang menarik dalam pelaksanaan PSU di Kelurahan Mantuil yang wilayahnya dipisahkan dari daratan bernama Pulau Bromo.
"Kita mau pantau penghitungan suara di sana untuk melihat juga lalu lintas di seberang sepertinya seru," tuturnya saat hendak menunggu perahu untuk menyeberang.
Perjalanan ditempuh melalui jalur darat dari kantor Bawaslu Provinsi Kalsel menuju dermaga sederhana di Mantuil memakan waktu sekitar 20 menit. Dilanjutkan dengan perahu kecil atau akrab disapa klotok selama kurang dari lima menit. Selama ini, untuk pergi ke kota dan beraktivitas, warga memang bergantung pada moda transportasi sungai tersebut.
Pulau Bromo sendiri berada di perbatasan Banjarmasin dan Kabupaten Banjar. Secara administrasi masuk wilayah Kelurahan Mantuil Kecamatan Banjarmasin Selatan. Di daerah ini berjejer rumah panggung yang khas karena berdiri di atas air. Kebanyakan rumah didirikan bermaterial kayu yang khas dengan kesederhanaan di sekitar Sungai Martapura .
"Ini cukup padat ya penduduknya. Kalan lalu lintas hanya bisa dilewati motor. Padahal tinggalnya di atas air, patut diapresiasi," ungkap Bagja saat sampai di Pulau Bromo bersama Anggota KPU Arief Budiman.
Daerah ini sendiri terdapat 4 TPS yang melakukan PSU, yakni TPS 7, TPS 8, TPS 9 dan TPS 10. Saat rombongan Bawaslu dan KPU sampai pukul 13.15 WITA untuk memantau jalannya penghitungan suara, warga dengan ramah menyambut kehadiran bahkan beberapa warga sekitar membantu turun rombongan dari perahu klotok.
Dalam atmosfer pelaksanaan PSU, warga Pulau Bromo pun menyatakan harapannya walau terlihat bingung atas dilaksanakan kembali pencoblosan. Seperti diungkapkan Ipit, seorang warga Mantuil. Dia bercerita tidak ada keberatan dalam memberikan hak suaranya untuk kali kedua.
"Ya biasa saja sebenarnya, saya mengikut saja disuruh nyoblos lagi kan. Asal dapat wali kota yang baik," ucapnya ditutup senyum.
Menurutnya antusias warga di Pulau Bromo cukup baik, walau tidak setinggi saat pemungutan suara saat 9 Desember 2020 lalu. Ida, seorang warga lainnya mengaku tidak ada keributan atau kericuhan yang terjadi saat PSU, sebab seluruh warga Pulau punya doa baik yang sama.
Dalam perbincangan santai, Ida hanya berharap wali kota terpilih dapat memerhatikan warganya lebih banyak lagi. Utamanya warga Pulau Bromo yang akses geraknya harus cukup ekstra karena dipisahkan oleh sungai. Dia memanjatkan sejumput harapan, bahwa PSU ini dapat memghasilkan pemimpin yang mau 'mendengar dan menoleh' kepada warga Pulau Bromo agar lebih sejahtera.
Editor: Ranap THS
Fotografer: Jaa Pradana
 |
 |
Webmail
