Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Ketua Bawaslu RI Abhan menyatakan, dalam mengawasi rekapitulasi nasional perlu adanya keterbukaan. Maka dari itu, semua proses bakal berjalan secara transparan.
Namun, Abhan tidak menutup segala kemungkinan yang ada. Menurutnya, apabila tercium bau kecurangan, Bawaslu tidak segan-segan akan mengoreksi kesalahan yang ada dalam prosedur.
"Kalau masih ada hal yang barangkali kesalahan, ya di forum ini untuk mengoreksi. Jadi hasil pengawasan kami nanti akan disampaikan dalam rekapitulasi," tegas Abhan di Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Sabtu (4/5/2019).
Dia menambahkan, walaupun proses rekapitulasi luar negeri di beberapa negara ada yang belum selesai, proses rekapitulasi tetap berjalan untuk di negara yang prosedurnya sudah selesai. Abhan yakin, cara ini biar penyelesaian rekapitulasi tidak mundur sesuai target.
"Kami kira ini tahapan harus jalan terus yang sudah clear nanti dibacakan yang belum nanti akan kita jalan sambil selesai," ungkap Abhan.
Bawaslu diketahui sempat mendorong KPU untuk memperjelas dan menindaklanjuti pemilihan di Kuala Lumpur, Malaysia dan Sydney, Australia.
"Yang belum selesai kita tunda (pembacaan rekapitulasi) sampai selesai, (target) 22 Mei 2019 masih ada waktu," jelasnya.
Sebagai informasi, rapat rekapitulasi kali ini akan dibacakan hasil pemilu dari 26 Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN). Diantaranya: Sarajevo, Pyongyang, Lima, Tashkent, Cape Town, Bucharest, Tunis, Lisabon, Karachi, Praha, Hanoi, Yangon, Rabat, New Delhi, dan Dakar.
Ditambah dengan PPLN Helsinki, Wina, Moskow, Khartoum, Bandar Seri Begawan, Taipei, Kuwait, Melbourne, Singapura, Perth, dan Tokyo.
Editor: Ranap Tumpal HS