• English
  • Bahasa Indonesia

Pelatihan Karakter Bawaslu Provinsi, Totok: Bentuk Pengawas yang Taat Aturan

Anggota Bawaslu Totok Hariyono berikan saat membuka acara Pelatihan Sosiokultural dan Pembangunan Karakter Pengawas Pemilu gelombang ketiga di Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/11/2022). Foto: Pemberitaan dan Publikasi Bawaslu RI

Bogor, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Dalam acara Pelatihan Sosiokultural dan Pembangunan Karakter Pengawas Pemilu gelombang ketiga, Anggota Bawaslu Totok Hariyono meminta peserta yang merupakan pimpinan Bawaslu Provinsi se-Indonesia membangun hubungan erat atau sosio untuk saling menjaga sekaligus menjalani proses pembentukan karakter pengawas pemilu yang berintegritas. Dia berharap, pelatihan ini dapat berperan maksimal membentuk karakter pengawas pemilu yang taat aturan.

Totok mengungkapkan, sesuai judul acara yakni sosiokultural, penyematan sosio merupakan ciri khas Indonesia yang berbudaya. "Sosiokultural ini yang membedakan demokrasi kita dengan demorasi barat karena ada letak sosio sebagai penanda hubungan masyarakat dengan mengedepankan kultur moral. Akhirnya akan menciptakan masyarakat yang saling menjaga. Itulah makna sosio kita yang khas," katanya saat membuka acara yang berlangsung di Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/11/2022).

Totok pun berharap peserta yang merupakan koordinator divisi (kordiv) penanganan pelanggaran dan data informasi serta kordiv hukum dan penyelesaian sengketa dari masing-masing Bawaslu Provinsi se-Indonesia dapat mempererat hubungan. "Kita membangun hubungan, membangun sosio! Kemudian saling menjaga satu sama lain dengan menjaga amanah yang diberikan," tegasnya.

Pelatihan ini menurutnya bagian dari proses dalam pembentukan karakter pemilu yang berintegritas dan profesional. "Proses itu tidak akan melupakan hasil. Dan kesadaran itu muncul dari proses yang ada dengan landasan keTuhan-an. Progresif itu juga harus higienis," tuturnya.

Dengan mengikuti proses tersebut, lanjut dia, akan terbentuk karakter yang berpegang teguh kepada kebenaran. "Berani mengatakan tidak untuk sesuatu yang melanggar aturan. Jangan takut dimusuhi atau tidak ditemani!," tambah lelaki yang pernah menjadi wartawan ini.

Dala melakoni tugas sebagai pengawas pemilu, Totok mengajak penuh semangat dan fokus bekerja. "Jadikan lima tahun dalam jabatan satu periode itu sebagai persembahan terbaik. Memang akan ada perlawanan dan pengorbanan. Itu bagian dari proses pembentukan karakter," akunya

Sementara akademisi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Ferry Daud Liando meyakinkan jajaran Bawaslu harus dapat bekerja maksimal sehingga dipercaya masyarakat. "Jika dipercaya, maka akan menumbuhkan partisipasi publik. Itu sangat penting dalam pengawasan pemilu kalau partisipasi meningkat pengawasan partisipatif yang akan meningkatkan kualitas kerja teman-teman di Bawaslu," sebutnya.

Dosen pengampu mata kuliah kepemiluan di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisip Unsrat ini mengingatkan para pimpinan Bawaslu Provinsi dapat menjaga etika sebagai penyelenggara pemilu. 'Aduan ke DKPP itu paling banyak soal kelalaian, lalu kedua penyalahgunaan kewenangan atau konflik kepentingan, dan lainnya. Untuk itu, Bapak/Ibu perlu menjaga kepemimpinan dengan sifat atau tabiat yang baik. Kepemimpinan itu terjaga apabila dapat mencapai tiga kapasitas, yaitu pengetahuan, kemampuan, dan menjaga etika," ujar dia.

Editor: Hendi Purnawan
Fotografer: Ranap THS

Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu