• English
  • Bahasa Indonesia

Diiringi Tangisan, Bawaslu Serahkan Santunan Keluarga Pejuang Demokrasi

Rosmalah istri almarhum Muhammad Napis tak kuasa menahan tangis tatkala Ketua Bawaslu Abhan mendatanginya/Foto: Nurisman

Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Hari ini, Ketua Bawaslu, Abhan beserta anggota Bawaslu, Fritz Edward Siregar, dan Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Bawaslu, Hotma Marbun menyambangi salah satu rumah pejuang demokrasi Muhammad Napis, yang meninggal dunia pada Minggu, (28/4/2019). Napis adalah pengawas di TPS 039 Kelurahan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Lokasi rumahnya di Jalan Haji Maun, Gang Swadaya, RT 007/RW 03 Kelurahan Duren Tiga, Pancoran Jakarta Selatan. Tidak jauh dari Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Berjarak sekitar satu kilo meter.

Di depan rumah, terdapat beberapa karangan bunga ucapan belasungkawa dari berbagai pihak. Hujan deras tidak menyurutkan warga sekitar dan keluarga besar almarhum yang terus datang bergantian membawa makanan. Ini memasuki malam ketiga keluarga menggelar pengajian.

Rombongan Bawaslu tiba pukul 16.37 WIB. Beberapa perwakilan Bawaslu DKI dan Bawaslu Kota Jakarta Selatan sudah menunggu. Kehadiran Abhan disambut tangis istri almarhum, Rosmalah. Wanita berusia 44 tahun itu tidak sanggup menyembunyikan rasa sedihnya. Di sebelahnya, ada kedua anak tercinta. Muhammad Ichwan Auliya (24) dan Muhammad Sidqi Amirulah (18) yang kini menyandang status baru, sebagai yatim.

"Saya mewakili Bawaslu mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya dan terima kasih kepada almarhum yang telah menjalankan tugasnya dengan baik," ucap Abhan mengawali obrolan di teras samping rumah.

"Terima kasih pak. Mohon dimaafkan jika suami saya ada salah ketika bertugas," sahut Rosmalah sambil menitikkan air mata.

Dengan ucapan terbata-bata, Rosmalah bercerita, suaminya sempat mengeluh sakit dan muntah-muntah pada Kamis (18/4/2019) pagi. Keluarga lalu membawa ke rumah sakit. Diagnosa dokter menyatakan saat itu almarhum sakit asam lambung. Tapi tidak dirawat dan diperbolehkan pulang.

Esok harinya, kata Rosmalah, meski kondisi belum pulih, almarhum tetap bekerja seperti biasa. Sepekan berjalan, sakitnya kambuh lagi. Pada (28/4/2019) setelah shalat subuh, almarhum batuk-batuk dan sesak nafas. Segeralah dilarikan ke rumah sakit Siloam. Sekitar pukul 06.00 WIB dokter mengambil tindakan. Namun, pukul 08.30 nyawa pria berusia 54 tahun ini tidak tertolong. Takdir mengantarkannya ke sisi Allah.

"Almarhum kami makamkan tidak jauh dari sini. Mohon doanya semoga kami diberi kekuatan," ujarnya sembari menyapu air matanya.

Usai mendengarkan cerita hampir 30 menit, mata Abhan dan Fritz berkaca-kaca. Keduanya meneteskan airmata dan tidak banyak berucap.

Abhan memberikan santunan kepada keluarga almarhum. Besaran santunan sesuai dengan yang telah ditentukan kementerian keuangan. Untuk korban meninggal dunia diberi Rp 36 juta. Ditambah santunan dari internal Bawaslu.

Selain uang, Bawaslu juga memberikan piagam penghargaan kepada petugas yang wafat ketika bertugas. Piagam ini sebagai bentuk apresiasi Bawaslu kepada korban yang telah bekerja keras mengawal tahapan Pemilu 2019.

"Nanti hari Kamis (2/5/2019) secara serentak akan kami berikan santunan kepada para pengawas di seluruh jajaran Bawaslu se Indonesia," kata Abhan.

Foto : Nurisman/Editor: Ranap Tumpal HS

Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu