Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Ketua Bawaslu Abhan menyadari demokrasi berintegritas tak akan menjadi sempurna tanpa keterlibatan para pemuda. Dia melihat pengawasan partisipatif membutuhkan kaum muda untuk Pemilihan 2024 mendatang.
Menurutnya Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif (SKPP) telah dibuat untuk memenuhi kebutuhan pemuda yang ingin terlibat langsung. Abhan berharap hal ini bisa menumbuhkan semangat untuk mewujudkan pemilu yang berintegritas, berkualitas dan bermartabat.
"Pemuda sebagai warga kritis merupakan obyek yang menarik dalam setiap kajian politik," jelas Abhan dalam Seminar Kebangsaan PP Muhammadiyah di Jakarta, Sabtu (1/5/2021).
Abhan bahkan menjelaskan karakteristik pemilih muda perrtama kemurnian kritis dan idealismenya, lalu keberanian dan keterbukaannya dalam menyerap nilai-nnilai dan gagasan-gagasan baru. Dia pun melihat pemuda lebih rasional, spontanitas, independen, inovasi dan kreatifitasnya, juga memiliki keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru (pro perubahan). Terakhir, keteguhan janji dan keinginan untuk menampilkan sikap kepribadian yang mandiri (lebih rasional).
"Peranan kaum muda terhadap perubahan penting adanya dalam sebuah bangsa karena pada setiap jamannya Pemuda selalu menjadi inspirator pembawa perubahan,"ungkapnya.
Dalam prosesnya Abhan mengambil contoh saat menjelang pemilu, suara pemuda merupakan salah satu yang diperebutkan. Hal ini, tambah Abhan, disebabkan pilihan politik pemuda yang belum loyal kepada partai politik tertentu, maka kaum pemuda dapat mengambil peran yang optimal, sebagai penyelenggara ataupun relawan.
"Makin banyak jumlah pemuda yang ikut berpartisipasi aktif dalam Pilkada dan Pemilu, maka semakin mendorong terciptanya demokrasi yang bersih dan sesuai marwah politik Indonesia," ujar Kordiv SDM dan Organisasi Bawaslu tersebut.
Foto : Humas PP Muhammadiyah (Istimewa)
 |
 |
Webmail
