Jakarta, Badan Pengawas Pemilu - Pengawas Pemilu yang meninggal dunia saat menjalankan tugas pengawasan, sementara berjumlah 92 orang. Atas nama kemanusiaan dan persausaraan pengawas Pemilu, Bawaslu menyerahkan santunan kepada pahlawan-pahlawan pemilu.
Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Alfitra Salam mengapresiasi usaha Bawaslu memberi santunan kepada pahlawan-pahlawan demokrasi. Alfitra juga mengatakan pahlawan demokrasi telah bekerja untuk pemilu, bangsa dan negara.
"Kita berharap ada keluarga tabah dan Bawaslu melanjutkan perjuangan mengawasi pemilu sampai usai," ujar Alfitra.
Senada diungkapkan Ketua Bawaslu Abhan. Dia mengatakan, pengawas pemilu yang telah gugur adalah pahlawan-pahlawan pejuang demokrasi, yang telah mengawasi suara Indonesia.
"Pengawas pemilu yang meninggal saat melaksanakan tugas, telah mengawasi proses pemilu ini dengan sebaik-baiknya. Mereka telah membuktikan bahwa jiwa raganya untuk pelaksanaan Pemilu 2019," kata Abhan di halaman kantor Bawaslu, jalan MH Thamrin, nomor 14, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (2/5/2019).
Dalam acara pemberian santunan, Abhan didampingi anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin, Ratna Dewi Pettalolo dan Rahmad Bagja. Bawaslu juga memberikan piagam penghargaan kepada keluarga korban.
Hadir sembilan keluarga pahlawan pejuang demokrasi. Mereka adalah keluarga dari Eri Hartati, Berce Muaya, Hilman Hardian, Moh. Sholeh, Elis Nuraini, Sungkono, Krisbandanu, Muhammad Jamaludin, dan Widarto.
Perlu diketahui, dari data terbaru, 92 orang pengawas pemilu meninggal dunia. Pahlawan demokrasi ini terdiri dari 74 laki-laki dan 18 orang perempuan.
"Dari 92 orang yang meninggal, ada 9 orang yang usianya di bawah 30 tahun. Kemudian yang usianya antara 30 sampai 40 kurang lebih 78 orang. Lalu 5 orang yang berusia 50-60 tahun," ujar Abhan.
Editor: Ranap Tumpal HS
Fotografer: Irwansyah
 |
 |
Webmail
