Semarang, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Bawaslu menilai Jawa Tengah menjadi wilayah strategis sekaligus rentan dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024. Anggota Bawaslu Lolly Suhenty mengungkapkan hal ini tercermin dalam Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) yang menempatkan provinsi tersebut di posisi lima besar dengan tingkat kerawanan tinggi, khususnya pada aspek pemungutan dan penghitungan suara.
“Terdapat puluhan kasus serius saat pemungutan suara serta sepuluh kasus signifikan terkait gugatan hasil pemilu maupun pilkada. Jawa Tengah adalah wilayah yang strategis sekaligus rentan. Kondisi ini harus menjadi perhatian bersama,” ungkap Lolly dalam Penguatan Kelembagaan Pengawas Pemilihan Umum Bersama Mitra Kerja Bawaslu di Semarang. Kamis (21/8/2025).
Lanjut Lolly, Bawaslu mencatat sejumlah tantangan besar yang muncul pada Pemilu Februari 2024 dan Pilkada November 2024.
“Pertama, irisan tahapan Pemilu dan Pilkada yang berhimpitan membuat beban kerja penyelenggara sangat berat dan berpotensi menimbulkan tumpang tindih pengawasan dan Kedua, sistem penegakan hukum yang masih menggunakan dua rezim undang-undang berbeda menimbulkan disparitas kewenangan Bawaslu,” ungkap Lolly.
Meski banyak tantangan, Bawaslu juga menegaskan adanya capaian positif yang harus diteruskan.
“Survei Litbang Kompas menunjukkan kepercayaan publik terhadap Bawaslu meningkat tajam, dari 62,3 persen pada Januari 2023 menjadi 81,6 persen pada Januari 2025,” ungkap Lolly.
Hal ini tidak lepas dari transparansi kinerja, strategi pencegahan, serta semakin kuatnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu. “Pencegahan partisipatif berkembang signifikan. Masyarakat kian berani melaporkan dugaan pelanggaran, menandakan demokrasi partisipatif semakin mengakar,” tegas Lolly.
Di akhir forum, Bawaslu menegaskan komitmennya untuk terus menjaga semangat pengawasan bersama rakyat dan menegakkan keadilan pemilu.
Editor: Reyn Gloria
Foto: Jaka Fajar