Langit sore, Sabtu (17/7/2020) di Desa Buakkang, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) mendung. Rintik hujan tak menyiutkan semangat Saipul, seorang petugas Panitia Pengawas Kelurahan/Desa (Panwas Kelurahan/Desa) melaksanakan kerja di akhir pekan.
Lelaki berusia 34 tahun tersebut tengah melakukan pengawasan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih untuk pelaksanaan pemilihan bupati dan wakil bupati di Kabupaten Gowa yang berbarengan dengan pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulsel pada 9 Desember 2020.
Sejak 15 Juli hingga 13 Agustus mendatang, jajaran Petugas Pemutakhiran Data Pemilu (PPDP) KPU setempat melakukan validisasi data pemilih. Meski sebagai pengawas Ad hoc (sementara) dalam jajaran Bawaslu, Saipul tetap bertanggungjawab melaksanakan tugas mengawasi tahapan coklit. Harapannya, hak pilih masyarakat bisa terlaksana dalam menentukan calon pemimpin di daerahnya.
Namun, bukan hal mudah untuk melakukan pengawasan coklit di Desa Buakkang. Medan terjal ditambah cuaca tak bersahabat menjadi tantangan buat Saipul. Longsor di desa tersebut pada 2019 silam masih menyisakan sisa-sisa kerusakan, termasuk jembatan yang putus. Jembatan masih dalam tahap pengerjaan sehingga dibuat semacam jembatan darurat yang dibuat untuk menghubungkan akses desa. Para pelintas yang lewat hampir pasti jantungnya bakal berdegup kencang.
Ketika melintas jembatan kayu yang licin, nahas menimpanya. Saipul bersama motor trail yang dia kendarai terperosok ke dalam sungai. Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang ada dalam rombongan bersama masyarakat setempat segera menolong. Beruntung Saipul selamat saat dievakuasi. Sayang motornya dalam kondisinya rusak.
Saiful menderita luka di betis dan punggung. Gawainya pun ikut rusak karena tercebur ke sungai dengan kedalaman 2,5 meter tersebut. Toh, Saiful tak gentar atas kejadian tersebut. Dirinya terus memantapkan hati terus bekerja dalam menghadirkan pemilih berkualitas.
Penulis dan Foto: Marwah (Humas Bawaslu Kabupaten Gowa)
Editor: Ranap THS