Yogyakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Bawaslu Gunawan Suswantoro menginginkan pererekrutan Panitia Pengawas Pemilu Luar Negeri (Panwaslu LN) dimulai sejak jauh hari. Dalam hitunganbya, perekrutan sudah dimulai satu tahun sebelum penyelenggaraan pemilu berlangsung.
Dia bercerita, dalam pantauannya selama tiga pemilu terakhir, perekrutan Panwaslu LN dapat dikatakan terlambat. Hematnya, hal ini disebabkan KPU pun juga terlambat dalam pembentukan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) sehingga tak mungkin membentuk Panwaslu LN jika PPLN belum dibentuk.
"Saya punya pikiran ke depan untuk lebih baik lagi perlu ada kesepakatan nasional, setahun sebelumnya Kemenlu (Kementerian Luar Neger) sudah ancang-ancang mendata kira-kira siapa yang bisa kita ikutkan (sebagai Panwaslu LN) dan bila perlu kita seleksi," ujarnya saat menghadiri Penyusunan Laporan Akhir Pokja Panwaslu LN di Yogyakarta, Sabtu (30/11/2019).
Dia yakin, perekrutan yang dilakukan jauh-jauh hari bermanfaat untuk mengefisienkan anggaran dan juga mengefektifkan pembekalan bagi calon Panwaslu LN. "Ini penting karena keberhasilan pemilu di luar negeri tergantung sumber daya manusia yang menjadi personil pengawas pemilu di luar negeri," jelasnya.
Selain itu, Gunawan berpendapat rekrutmen yang tidak mendadak akan memantapkan seleksi Panwaslu LN. Hal ini disebabkan banyak WNI di luar negeri memiliki kesibukan masing-masing. Sehingga jika rekrutmennya terbatas oleh waktu maka pembekalan mereka pun akan terhambat.
"Kalau pun kemarin sudah banyak tapi kemampuan untuk melakukan pengawasan perlu ditambahkan dengan jauh-jauh hari rekrutmennya. Jadi, bisa kita informasikan juga apa yang mereka perlu pelajari bisa melalui surel dan tidak perlu ke sana," kata Gunawan.
Guna memaksimalkan hal ini, Gunawan mendorong Kemenlu dapat membuka datanya kembali dengan tujuan mencari Panwaslu LN sebelumnya yang memiliki catatan kerja yang baik sebagai Panwaslu. Dirinya berharap proses rekrutmen menjadi lebih mudah dan efektif.
Editor: Ranap THS