Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Sebagai yang perdana, Bawaslu akan menggelar kompetisi debat penegakan hukum pemilu antarperguruan tinggi se-Indonesia tahun 2019. Anggota Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo menegaskan, hal ini
menjadi langkah baik sebagai saluran sosialisasi, edukasi para mahasiswa, dan mendatangkan kepercayaan publik terhadap kinerja Bawaslu.
Kompetisi debat ini, diakui Dewi, bisa menjadi tolak ukur kualitas kerja kelembagaan khususnya penanganan pelanggaran pemilu. Dia berharap kompetisi debat ini bisa menjadi saluran sosialisasi kelembagaan dan edukasi bagi mahasiswa serta perguruan tinggi.
"Secara tidak langsung debat ini bisa mendatangkan kepercayaan publik Bawaslu sebagai lembaga yang diberi kewenangan melakukan penanganan pelanggaran atau penegakan hukum pemilu," tuturnya di Jakarta, Rabu (20/11/2019) malam.
Selain sarana sosialisasi kelembagaan dan edukasi, Dewi yakin, kompetisi debat ini dapat mendatangkan kepercayaan masyarakat kepada Bawaslu. "Tentu dengan pendekatan-pendekatan yang objektif dan secara akademis," tuturnya.
"Kita berharap perguruan tinggilah yang akan nanti menjadi bagian terdepan membela kepentingan kelembagaan kita," tambahnya.
Tidak hanya itu, Dewi berharap adanya kompetisi debat ini dapat menimbulkan minat yang tinggi bagi mahasiswa atau akademisi untuk melahirkan karya-karya ilmiah. Maka untuk mencapai itu, Dewi meminta timnya dapat bekerja keras, kerja fokus dan memberikan persiapan yang matang.
"Debat dalam diskusi yang kami lakukan tentu akan mengambil tema isu-isu penting yang ada dalam Pemilu 2019," ungkap Dosen Hukum Tata Negara di Universitas Tadulako tersebut.
Dirinya pun meyakini acara debat ini sukses, meski menjadi kali pertama untuk Bawaslu. Tidak hanya itu, dia pun ingin kompetisi debat ini bisa menjadi program yang berkelanjutan dan dilakukan bergiliran bagi seluruh kampus di Indonesia ke depannya.
Editor: Ranap THS