Dikirim oleh Baini Taslihudin pada
Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda saat memberikan arahan dalam Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Tata Kelola Organisasi Pengawas Pemilu yang digelar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Senin (27/10/2025).

Depok, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda menegaskan transformasi kelembagaan Bawaslu merupakan langkah strategis menuju penyelenggaraan pemilu 2029 yang lebih adaptif, transparan, dan berintegritas. Hal ini disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Tata Kelola Organisasi Pengawas Pemilu yang digelar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Senin (27/10/2025).

Herwyn menjelaskan, hasil evaluasi menunjukkan Bawaslu telah berkembang menjadi lembaga nasional yang adaptif, namun masih diperlukan integrasi yang lebih kuat antara fungsi pengawasan, ajudikasi, dan penegakkan hukum. Selain itu, katanya, konsistensi tata kelola dan penguatan etika kelembagaan di seluruh tingkatan harus terus diperkuat.

“Transformasi kelembagaan Bawaslu diarahkan agar menjadi institusi keadilan elektoral permanen dengan sistem kerja berbasis teknologi, mekanisme pengawasan internal yang kuat, dan fondasi etika kelembagaan yang kokoh," ujar Herwyn.

Upaya transformasi ini menurut Herwyn, mencakup reformasi struktur organisasi digital, profesionalisasi sumber daya manusia (SDM) berbasis sistem merit, serta pemanfaatan sistem pengawasan elektronik seperti e-Monev kinerja, Sistem Informasi Pengawas Pemilu (SIPP), Sistem Informasi Penyelesaian Sengketa (SIPS), Sigaplapor, dan Siwaslu. Sebab, kata dia, digitalisasi hanyalah sarana, substansi dari transformasi adalah perubahan budaya dan nilai kerja.

“Transformasi bukan hanya tentang sistem digital, tetapi bagaimana Bawaslu menegakkan keadilan elektoral dengan nilai etika, inklusivitas, dan tanggung jawab terhadap publik,” ungkapnya.

Herwyn juga mengungkapkan, suatu kebutuhan pengembangan inovasi digital Bawaslu berbasiskan Artificial Intelligence (AI). Inovasi ini, menurutnya, bertujuan memperkuat hubungan antara pengawasan, ajudikasi, dan penegakan hukum, sekaligus mendorong efisiensi dan transparansi penyelenggaraan pemilu yang ramah lingkungan.

Dalam kesempatan tersebut, Herwyn secara simbolik menyerahkan bibit pohon manggis sebagai simbol integritas serta buku-buku hasil kerja pengawas pemilu 2024 kepada Wakil Dekan FISIP UI, Nurul Isnaeni.

Kegiatan FGD ini juga dihadiri oleh Tenaga Ahli Bawaslu M. Arifin Zaenal dan Muh. Hanif Alusi, Ketua dan Anggota Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat, serta Bawaslu Kota Depok. Dari pihak kampus turut hadir Guru Besar FISIP UI Valina Singka Subekti, Dosen Departemen Ilmu Politik Aditya Perdana, dan narasumber utama seperti Luky Djuniardi Djani (Fakultas Ilmu Administrasi UI) serta Akbar Ali (Direktur Politik Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri).

Melalui forum akademik ini, Herwyn menegaskan kembali bahwa transformasi Bawaslu bukan sekadar perubahan struktural, melainkan evolusi nilai dan sistem kerja. “Kita sedang menyiapkan Bawaslu masa depan, lembaga yang tidak hanya mengawasi proses, tetapi menjaga keadilan elektoral sebagai nilai," tutupnya.

Fotografer: Baini Taslihudin
Editor: Dey