• English
  • Bahasa Indonesia

HUT ke-14, Dewi: Tumbuh Bersama Bawaslu Adalah Anugerah

Anggota Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo memberikan sambutan dalam HUT ke-14 Bawaslu di Kantor Bawaslu, Jl. MH. Thamrin Jakarta, Sabtu (9/4/2022)/foto: Publikasi dan Pemberitaan Bawaslu

Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Dalam usia ke-14 Bawaslu dan masa akhir kepemimpinan Bawaslu periode 2022, Anggota Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo mengaku bersyukur tumbuh bersama Bawaslu. Dalam usia ke-14 ini, Bawaslu semakin dipublik sehingga harapannya bisa semakin lebih baik dalam masa mendatang.

“Saya tumbuh bersama Bawaslu adalah suatu anugerah. Ada orang yang ingin melembahkan atau membubarkan Bawaslu, kita tetap berjuang. Berjuang itu menurut saya adalah kenikmatan. Setiap perjuangan yang berhasil tentu akan membuahkan kebahagiaan. Terima kasih Bawaslu. Semoga ke depan Bawaslu semakin kuat, teguh, dan mandiri dalam mengawal pemilu ke depan,” jelasnya saat memberikan sambutan dalam perayaan hari ulang tahun ke-14 Bawaslu di lantai 5 Gedung Bawaslu, Jakarta, Sabtu (9/4/2022).

Perempuan yang biasa disapa Dewi ini mengaku kali pertama bergabung dalam kelembagaan Bawaslu pada 2008. Waktu itu, dia menjadi Anggota Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu—kini berubah nama menjadi Bawaslu) Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. “Kala itu, lembaga pengawas pemilu belum dianggap setara dengan KPU. Kita sepertinya dianggap tidak penting. Itu karena masih baru,” tuturnya.

Dia menegaskan, butuh kerja keras untuk memberikan perhatian kepada publik agar lembaga Bawaslu (pengawas pemilu) semakin dikenal dan dipercaya publik. “Akhirnya ada daya kejut Saya ingat sewaktu di Panwaslu Kota Palu itu menangani proses penanganan pelanggaran istri dari Wali Kota Palu. Atas hal ini, banyak tekanan, apalagi kami di Kota Palu ada tiga perempuan. Namun kami tak mundur. Mulai dari situ Bawaslu mulai dikenal,” sebutnya.

Bukan itu saja. Dewi bahkan sempat dikucilkan keluarga lantaran pernah memproses dugaan pelanggaran calon anggota DPRD. “Saya sempat dikucilkan keluarga karena calon itu juga keluarga sendiri. Namun karena amanah tugas, alhamdulilah bisa tetap berani dan berpendirian. Itu juga saat diminta KPU kala itu untuk mendaftarkan kembali. Tetapi saya berpendirian teguh, akhirnya singkat kata dari kekuatan hukum keberadaan Panwaslu kemudian menjadi sah. Ini yang akhirnya menjadi cikal bakal Bawaslu kabupaten/kota saat ini,” ungkap dia.

Doktor hukum yang tercatat masih menjadi akademisi di Universitas Tadulako ini merasa dalam lima tahun melaksanakan tugas di Bawaslu menjadi kebersamaan yang tak terlupakan. Perempuan kelahiran Palu, 10 Juni 1967 tersebut meyakinkan berharap kepemimpinan Bawaslu periode 2022-2027 dapat memberikan perbaikan. “Insya Allah, kita akan terus berada di belakang pimpinan yang baru,” tegas dia.

Editor: Hendi Purnawan
Fotografer: Jaa Pradana

Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu