Di Hadapan Peserta SKPP Aceh, Afif Minta Membumikan Pengawasan Pemilu
Ditulis oleh Bawaslu Provinsi pada Minggu, 29 November 2020 - 20:45 WIB
Koordinator Divisi Pengawasan dan Sosialisasi Bawaslu, Mochammad Afifuddin dalam acara pembukaan Sekolah Kader Pengawas Pemilu (SKPP) Partisipatif yang diselenggarakan oleh Panwaslih Provinsi Aceh, di Banda Aceh, Sabtu, (28/11/2020). Sebanyak 100 peserta Sekolah Kader Pengawasan Pemilu (SKPP) Partisipatif yang tersebar dari 23 Kabupaten/Kota dii Provinsi Aceh dimana peserta ada juga merupakan alumni SKPP daring. Photo: Humas Panwaslih Aceh
Banda Aceh- Badan Pengawas Pemilu- Koordinator Divisi Pengawasan dan Sosialisasi, Mochamad Afifuddin menyampaikan meskipun Provinsi Aceh tidak menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) tetepi jumlah peserta yang mengikuti Sekolah Kader Pengawasan Pemilu (SKPP) yang diselenggarakan Panwaslih Aceh sangat tinggi minat, keinginan dan semangat peserta yang tinggi serta luar biasa.
"Semoga semangat tinggi peserta dapat menjadi kader-kader Pengawasan yang menyebarkan ilmu tentang Pengawasan dan demokrasi, untuk membumikan Pengawasan Pemilu di Aceh," ujarnya dalam sambutan pembukaan Sekolah Kader Pengawasan Pemilu (SKPP) Partisipatif, di Banda Aceh, Minggu, (29/11/2020).
Anggota Bawaslu yang biasa di sapa Afif ini, mengharapkan, kader-kader SKPP Partisipatif ini mampu menyebarkan ilmu yang diperolehnya kepada masyarakat luas khususnya masyarakat Aceh dengan inovasi dan terobosan di daerah nya guna meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kepemiluan.
"Kader-kader SKPP harus mampu menggerakkan masyarakat dalam pengawasan partisipatif, dan menjadi role model leader pengawasan pemilu partisipatif ke depan," imbuhnya.
Perlu diketahui, peserta SKPP Partisipatif ini diikuti oleh 100 peserta yang tersebar dari 23 Kabupaten/Kota dii Provinsi Aceh dimana peserta ada juga merupakan alumni SKPP daring. Hadir sebagai narasumber dan pemasaran dalam acara ini dari unsur praktisi, akademisi serta internal Panwaslih Aceh, seperti Dr. Phil. Aditya Perdana, Jerry Sumampow, Wahidah Suaib, Dahlia Umar, T. Kemal Fasya, M. Taufik dan Sariyulis.
Webmail
