Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum – Anggota Bawaslu Lolly Suhenty menilai film penanganan pelanggaran pemilu dan pilkada yang diselenggarakan Bawaslu Jawa Tengah (Jateng) merupakan gagasan yang luar biasa dan menarik perhatian. Dirinya menyebut metode yang digunakan kali ini berbeda dibandingkan sebelumnya.
“Metode ini cocok dengan Pemilu dan Pilkada 2024 yang didominasi dengan pemilih muda. Menjadi sarana sosialisasi dan edukasi bagi pemilih muda,” ungkapnya saat diskusi film penanganan pelanggaran pemilu dan pilkada di kantor Bawaslu Jateng, Senin, (1/8/2022).
Koordinator divisi pencegahan, partisipasi dan hubungan masyarakat ini takjub dengan kreatifitas jajaran Bawaslu kabupaten/kota Jateng yang rela mencurahkan ide, waktu dan tenaga untuk membuat film pendek.
“Saya angkat jempol untuk Jateng. Ini wujud nyata keterbatasan anggaran tidak boleh matikan kreatifitas. Mari kita tonton, like dan sebarkan agar menjadi viral,” tuturnya.
Pada tempat yang sama Anggota Bawaslu Provinsi Jateng Sri Ananingsih menuturkan, ide film berawal dari keinginan Bawaslu Jateng yang ingin melakukan sosialisasi berbeda dengan sebelumnya. Biasanya Sri menjelaskan, sosialisasi dalam bentuk monolog atau seminar namun dianggap kurang menarik bagi publik.
“Maka kami cetuskan Bawaslu Kabupaten/Kota di Jateng membuat film sebagai salah satu cara untuk edukasi dan sosialisasi Pemilu dan Pilkada 2024,” ungkapnya.
Dewan Kesenian Semarang Aditya Amitrianto mengatakan, saat ini film sedang diminati oleh masyarakat dan lebih mudah dinikmati melalui media sosial. Sehingga dia menilai langkah Bawaslu Jateng membuat festival film sudah tepat.
“Semakin menarik karena beberapa film melibatkan seniman. Maka para seniman semakin tahu hal yang dilarang saat pemilu dan cara melapor jika menemukan pelanggaran,” tukasnya.
Editor : Reyn Gloria
 |
 |
Webmail
