Submitted by Nofiar on
Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda dalam Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Pembinaan Evaluatif untuk Pengembangan SDM Pengawas Pemilu di Medan, Sumatera Utara, Selasa(8/10/2025).

Medan, Badan Pengawas Pemilihan Umum — Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda, menegaskan kekuatan kelembagaan pengawas pemilu (Bawaslu) hanya dapat terwujud jika didukung oleh manusia yang tangguh. Untuk itu, pengawas pemilu harus memiliki kecerdasan moral untuk jujur, intelektual

 

“Struktur organisasi tidak akan hidup tanpa nilai dan semangat yang dibangun oleh para pengawas di lapangan,” ungkap Herwyn saat menutup Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Pembinaan Evaluatif untuk Pengembangan SDM Pengawas Pemilu di Medan, Sumatera Utara, Selasa(8/10/2025).

 

Dalam arahannya, Herwyn menekankan bahwa pengembangan SDM pengawas pemilu bukan sekadar pelatihan, tetapi bagian dari pembentukan watak kebangsaan. “Bawaslu tidak dibangun oleh struktur, tetapi oleh nilai manusia di dalamnya. Pengawas pemilu harus memiliki kecerdasan moral untuk jujur, intelektual untuk memahami aturan, dan sosial untuk membangun kepercayaan publik,” ujar Herwyn.

 

Lebih lanjut, Herwyn menyampaikan Bawaslu tengah menyusun Cetak Biru Pengembangan SDM Pengawas Pemilu sebagai panduan nasional menuju Pemilu dan Pemilihan Serentak 2029. Naskah itu, jelasnya, menekankan penguatan kapasitas, integritas, dan adaptasi digital di seluruh tingkatan pengawasan.

 

Diskusi tersebut menghadirkan narasumber Allen A Ch Manongko, Nurlia Dian Paramita, Faza Dhora Nailufar, dan Syafrida R Rasahan yang membahas pentingnya kompetensi, etika, digitalisasi, serta tata kelola pengawasan berbasis good governance. Beberapa perwakilan Bawaslu provinsi juga memberikan pandangan dari pengalaman empirik di daerah.

 

DKT ini diikuti oleh perwakilan organisasi masyarakat sipil serta mantan pengawas pemilu adhoc. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Bawaslu Membelajarkan, sebuah inisiatif yang mendorong transformasi Bawaslu sebagai lembaga pengawas pemilu menuju organisasi pembelajar berbasis nilai, kolaborasi, dan inovasi.

 

Acara ditutup dengan penyerahan simbolis pohon manggis, yang bermakna sebagai pohon Integritas, serta buku karya Herwyn kepada para narasumber sebagai bentuk apresiasi dan penguatan tradisi pengetahuan di Bawaslu.

 

Fotografer: Nofiar

 

Editor: Dey