Submitted by Jaka Fajar on
Anggota Bawaslu Lolly Suhenty dalam Penguatan Kelembagaan Pengawas Pemilu Bawaslu di Kabupaten Wakatobi, Selasa (23/9/2025).

Wakatobi, Badan Pengawas Pemilihan Umum – Anggota Bawaslu Lolly Suhenty menegaskan bahwa tradisi musyawarah dan gotong royong yang mengakar di Wakatobi merupakan modal sosial penting dalam memperkuat pengawasan partisipatif pemilu. Masyarakat Wakatobi didorong untuk menjadi pengawas demokrasi.

 

“Nilai-nilai musyawarah adat yang sudah lama hidup di Wakatobi adalah kekuatan besar untuk menggerakkan partisipasi masyarakat, agar tidak hanya menjadi pemilih, tetapi juga pengawas demokrasi,” ujar Lolly saat membuka kegiatan Penguatan Kelembagaan Pengawas Pemilu Bawaslu di Kabupaten Wakatobi, Selasa (23/9/2025).

 

Lebih lanjut dia menyampaikan, berdasarkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) 2014–2024, Wakatobi tidak pernah tercatat dalam kategori rawan sedang maupun tinggi. Kondisi ini menunjukkan stabilitas sosial-politik yang kondusif, meski Bawaslu tetap mengingatkan pentingnya kewaspadaan.

 

Dalam kesempatan itu, Bawaslu juga merefleksikan Pemilu serentak 2024 yang mencatat sejumlah capaian, seperti meningkatnya kepercayaan publik dan menguatnya pencegahan partisipatif. Namun, masih ada tantangan berupa tumpang tindih tahapan, dualisme regulasi, pelanggaran digital, politik uang, dan netralitas ASN.

 

Ke depan, Bawaslu akan menata program prioritas, di antaranya pengawasan pemutakhiran data pemilih berkelanjutan (PDPB), peningkatan kapasitas SDM pengawas, serta penguatan kerja media sosial sebagai ruang strategis membangun citra lembaga yang transparan dan dekat dengan masyarakat.

 

“Dari Buton kita belajar martabat kepemimpinan. Dari data IKP kita belajar pentingnya kewaspadaan. Dan dari Pemilu 2024 kita belajar bahwa capaian dan tantangan harus jadi pelajaran bersama menuju Pemilu 2029 yang lebih bermartabat,” tegas Lolly.

 

Editor: Dey

Fotografer: Jaka Fajar