Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum – Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda mengapresiasi katalog buku Bawaslu yang baru diluncurkan, dia berharap peluncuran katalog ini bisa menjadi bahan literasi. Sebab, dia melihat literasi pengawasan pemilu menjadi suatu kebutuhan strategis bagi masyarakat, dosen, mahasiswa, kalangan akademisi dan para stakeholder.
”Literasi bukan semata pemahaman konseptual terhadap regulasi, tetapi mencakup kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai keadilan elektoral, etika demokrasi, serta praktik pengawasan yang berintegritas,” katanya saat membuka Seminar Nasional Literasi Pengawasan Pemilu dan Peluncurkan Katalog Buku Bawaslu di Perpustakaan Bawaslu, Selasa, (27/5/2025).
Herwyn menambahkan, Bawaslu sebagai lembaga pengawas pemilu tidak hanya berperan secara kelembagaan dalam proses pengawasan, tetapi juga memiliki tanggung jawab epistemik untuk memperluas basis pengetahuan publik mengenai pengawasan pemilu. ”Oleh karena itu, seminar ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga forum refleksi akademik yang diharapkan dapat memperkaya perspektif dan memperkuat paradigma pengawasan partisipatif,” tuturnya.
Sejalan dengan itu, kata Herwyn peluncuran Katalog Buku Bawaslu merupakan bagian dari komitmen kelembagaan Bawaslu untuk membangun ekosistem keilmuan yang mendukung pengembangan literasi kepemiluan. Katalog ini dikatakan dia, tidak hanya mendokumentasikan karya-karya Bawaslu, tetapi juga menjadi referensi penting bagi para peneliti, mahasiswa, dan publik yang ingin memahami dinamika pengawasan pemilu dari berbagai dimensi, baik normatif, empiris, maupun praktis.
”Kami berharap, sinergi antara dunia akademik dan praktik pengawasan di lapangan dapat terus diperkuat melalui kegiatan seperti ini. Bawaslu terbuka untuk kolaborasi riset, kajian kebijakan, serta inisiatif literasi lainnya demi membangun pemilu yang inklusif, transparan, dan akuntabel,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Penelitian, Pengembangan, Pendidikan, dan Pelatihan (Puslitbangdiklat) Roy Siagian menuturkan, hasil pengawasan pemilu yang didokumentasikan dengan baik dapat menjadi sumber pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pemilu berikutnya serta memperkuat lembaga pengawas pemilu. ”Budaya literasi dan menulis di kalangan pengawas pemilu perlu terus ditingkatkan. Bawaslu melalui Puslitbangdiklat telah menghasilkan sejumlah publikasi, buku, dan modul terkait pengawasan pemilu,” tuturnya.
Roy menambahkan, penyusunan katalog buku Bawaslu yang telah diterbitkan bertujuan untuk mendokumentasikan dan menyebarluaskan informasi mengenai seluruh karya tulis tersebut kepada para pemangku kepentingan, termasuk anggota Bawaslu di pusat dan daerah. ”Peluncuran katalog ini akan menjadi sarana untuk memperkenalkan kembali hasil-hasil pemikiran, kajian, dan pengalaman pengawasan pemilu yang pernah diterbitkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai referensi dan bahan peningkatan kapasitas pengawas pemilu,” terangnya.
Editor: Reyn Gloria
Foto: Hendi Poer