Dikirim oleh Bawaslu Provinsi pada
Anggota Bawaslu Lolly Suhenty (tengah) saat menjadi pembicara dalam pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara Moderasi Beragama di auditorium IAIN Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (12/7/2023).

Parepare, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Anggota Bawaslu Lolly Suhenty mengungkapkan mahasiswa punya peran tanggung jawab besar mengawasi proses pemilu 2024. Hal itu diungkapkan Lolly saat menjadi pembicara dalam pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara Moderasi Beragama bertema "Harmoni dalam Keberagaman" yang diikuti oleh ratusan peserta dari 52 perguruan tinggi keagamaan negeri di Indonesia.

"Slogan bersama rakyat awasi pemilu bermakna bahwa masyarakat yang di dalamnya tentu juga mahasiswa punya peran tanggung jawab besar dalam mengawasi pesta demokrasi," papar Lolly Suhenty di auditorium IAIN Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (12/7/2023).

Koordinator Divisi Pencegahan, Hubungan Masyarakat,dan Partisipasi Masyarakat Bawaslu ini mengurai sejumlah tantangan yang berpotensi kembali terjadi pada Pemilu 2024. Namun, kata Lolly, Ia percaya generasi muda saat ini dapat melawan semua itu.

"Potensi hoaks, politisasi SARA (suku; agama; ras; dan antargolongan), politisasi identitas mengancam jalannya Pemilu 2024. Apa langkah paling mudah yang adik-adik mahasiswa bisa lakukan untuk melawan itu semua? Kita tentu punya HP-kan? Lawan dengan pesan-pesan yang teduh. Tidak melulu harus dengan turun ke jalan. Kita bisa sebut cara tadi sebagai demonstrasi kekinian jika dilakukan dengan gerakan dan kesadaran bersama," jelasnya.

Di tempat sama, Kepala Subdirektorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Agama RI Muhammad Aziz Hakim mengungkapkan tujuan pelaksanaan program KKN Nusantara ini untuk menumbuhkan 'spirit' dan semangat beragama yang moderat.

"Ini tidak semata untuk pribadi saja, tapi juga diharapkan ditularkan ke lingkungan masing-masing mahasiswa di kampus masing-masing," kata Muhammad Aziz Hakim.

Sementara itu, Rektor IAIN Parepare Hannani berpesan dengan pepatah Bugis, yakni 'macca na malempu, warani na magetteng' (pandai dan jujur; beranibdan teguh bertindak).

"Ada nilai-nilai yang bisa diadaptasi dari prinsip falsafah orang bugis ini, yang berarti pintar dan berani, siap menanggung beban tanggung jawabnya, serta konsisten terhadap apa yang dipercayakan kepadanya," paparnya.

Dia juga berharap para peserta dapat memupuk tanggungjawab sosial untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia setelah kuliah.

"KKN ini bertujuan mewujudkan wadah eksperimentasi untuk membangun memupuk tanggungjawab sosial. Tidak semata untuk menggugurkan kewajiban. Tapi untuk melatih adik-adik untuk berhadapan dengan masyarakat," harap Dr Hannani.

Kegiatan ini juga diikuti juga oleh Ketua Bawaslu Sulsel Mardiana Rusli bersama anggota masing-masing Saiful Jihad dan Abdul Malik.

Editor: Ranap THS