Submitted by Bintang Ayudia on
Anggota Bawaslu Puadi dalam kegiatan Literasi Data untuk Pengawasan Pemilu dengan tema ”Sinergi Universitas dan Pengawas Pemilu melalui Literasi Data" di Auditorium Universitas Al-Azhar Indonesia, Senin (1/12/2025).

Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum – Anggota Bawaslu Puadi menjelaskan bahwa literasi data mampu memperkuat pemetaan pelanggaran. Sejalan dengan dibuatnya Indeks Kerawanan Pemilu, literasi data menjadi kompetensi bagi pengawas pemilu dalam deteksi dini proses pelanggaran di tiap-tiap tahapan.

 

”Karena kita sudah membuat IKP, literasi data bisa memperkuat pengawas pemilu dalam memetakan pelanggaran dalam penyelenggaraan pemilu,” ucapnya saat memberikan sambutan dalam kegiatan Literasi Data untuk Pengawasan Pemilu dengan tema ”Sinergi Universitas dan Pengawas Pemilu melalui Literasi Data" di Auditorium Universitas Al-Azhar Indonesia, Senin (1/12/2025).

 

Kegiatan ini adalah yang ke-14 dalam  rangkaian literasi data untuk memperkuat kapasitas pengawasan pemilu. Dalam kegiatan ini, Puadi menegaskan bahwa pengawasan pemilu tidak lagi bisa mengandalkan pola konvensional di tengah era digital dan mahadata.

 

“Penyelenggaraan Pemilu 2024 menunjukan pengawasan pemilu kini tidak bisa lagi mengandalkan metode konvensional. Ke depannya semua berbasis digital ditambah kita memasuki era mahadata,” ujarnya

 

Lebih jauh, Puadi menjelaskan, literasi data berkaitan erat dengan redesain pemilu pasca-Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) 135. Perubahan tata kelola pemilu pada 2029, seperti penataan dapil, pemutakhiran data pemilih, dan kepatuhan terhadap kesetaraan nilai tidak dapat diimplementasikan tanpa proses kesiapan data.

 

”Karena itu, iterasi data menjadi pintu masuk untuk memastikan perubahan desain pemilu tidak menimbulkan ketidakpastian atau celah pelanggaran di lapangan,” ucapnya.

 

Dalam kegiatan tersebut, Bawaslu juga menggelar bedah buku yang memuat refleksi dinamika pengawasan pemilu, interaksi kepentingan, serta tantangan seperti akses data pemilih, resistensi birokrasi, hingga penanganan politik uang. Buku tersebut menjadi pelengkap literasi data sebagai kerangka kontekstual politik yang melatarbelakangi praktik pengawasan di lapangan.

 

Puadi menegaskan komitmennya untuk membangun ekosistem pengetahuan bersama perguruan tinggi. Dengan menggabungkan literasi data dan pemahaman dinamika pengawasan, Bawaslu optimistis kapasitas pengawasan pemilu dapat diperkuat menuju penyelenggaraan pemilu yang ideal, adaptif, transparan, dan berintegritas.

 

Fotografer: Bintang Ayudia P.

Editor: Dey