Submitted by Jaa Pradana on
Ketua Bawaslu Abhan memberikan buku Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu 2019 di Jakarta

Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Bawaslu meluncurkan buku evaluasi penyelenggaraan Pemilu 2019 dengan tujuh topik utama. Buku tersebut disusun secara komperehensif mengenai seluk beluk Pemilu 2019 dan diluncurkan di sela-sela Konferensi Nasional: Pengawasan dan Penegakan Hukum Pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (5/12/2019).

Ketua Bawaslu Abhan mengatakan, Bawaslu melakukan evaluasi yang bersifat kritis, reflektif dan akademis. Evaluasi dilakukan terkait analisa rekayasa elektoral guna mendorong terbentuknya pemerintahan presidensial yang kuat dan efektif serta efisien pemilu dari sisi anggaran, manajemen konflik, dan waktu.

"Evaluasi juga bertujuan untuk menganalisa sejauhmana upaya yang dilakukan lembaga penyelenggara pemilu dalam rangka menjalankan tugas, wewenang, dan kewajibannya," ucapnya.

Abhan mengutarakan, buku ini disusun dengan melibatkan penyelenggara pemilu KPU, Bawaslu dan DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu), para ahli kepemiluan, dan akademisi. Dia berharap, acara ini membuahkan analisa kritis dan reflektif dalam bentuk publikasi akademik terkait capaian-capaian dan kelemahan berbagai tahapan proses penyelenggaraan Pemilu 2019.

Adapun secara rinci, tujuh topik buku ini, meliput: hak politik, kampanye, pungut hitung dan rekapitulasi, penegakan hukum dan perselisihan hasil. Kemudian ada pula terkait kelembagaan penyelenggaraan pemilu, inisiatif masyarakat, pengawasan partisipatif dan pemantauan pemilu, dan terakhir refleksi penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019.

Anggota Bawaslu Mochamad Afifuddin menambahkan, buku ini merupakan perasan dari apa yang selama ini dibicarakan tentang pemilu, tata kelolanya dan pengawasan pemilu di Indonesia.

Afif menyebutkan, buku ini proses pengayaan semua pihak dalam penyelenggaraan Pemilu 2019. Menurutnya, aktivitas menulis apa yang pernah dilakukan tidak mudah.

"Kami bertekad untuk meninggalkan dokumen, arsip yang bisa bermanfaat untuk generasi mendatang untuk diserap menjadi kajian ilmiah," pungkasnya.

Editor: Ranap THS
Fotografer: Bhakti Satrio Wicaksono