Bekasi, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Sistem Pengawasan Pemilu (Siwaslu) diibaratkan sebagai sistem yang dikelola dengan harga kaki lima namun memiliki kualitas setara dengan hotel bintang lima. Secara sistem sangat sederhana tetapi memiliki manfaat yang luar biasa.
Hal itu dikatakan Anggota Bawaslu Mochammad Afiduddin dalam Diskusi Evaluasi Penggunaan Sistem Pengawasan Pemilu (Siwaslu) di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (12/10/2019) sore.
"Harganya masih kaki lima. Namun masih ada momentum untuk dikembangkan," ujarnya.
Afif memaklumi Siwaslu pada Pemilu 2019 menemui banyak kendala karena masih seumur jagung. Baginya, belum sempurna dan banyak membutuhkan masukan, terutama dalam inovasi teknologi agar meminimalisir tingkat kesalahan.
Dia berharap, Siwaslu bisa berjalan lebih baik lagi pada Pilkada Serentak 2020. Saat ini sedang digodok terkait kebutuhan tim operator yang khusus menanganu Siwaslu sampai tingkat kabupaten/kota. "Ini agar terstruktur, jangan semua hanya melalui provinsi. Tentu harus kita pikirkan operator di masing-masing provinsi," tuturnya.
Mantan Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilu untuk Rakyat (JPPR) tersebut menambahkan, Bawaslu akan terus mencari terobosan atau inovasi dalam melakukan pengawasan. Hal itu juga merupakan cara Bawaslu mempersiapkan diri jika KPU menerapkan e rekapitulasi.
"Intinya Bawaslu harus terus bergerak mempersiapkan diri jelang Pilkada Serentak 2020," ungkapnya.
Editor: Ranap THS