Nunukan, Badan Pengawas Pemilihan Umum – Ketua Bawaslu Kabupaten Nunukan Moch Yusran menyampaikan salah satu hal konkrit yang dapat dijadikan tolak ukur dalam memilih pemimpin adalah rekam jejak pasangan calon (paslon). Sebab dia melihat jika ada paslon yang memiliki rapot merah hal itu bisa menjadi kerugian bagi mereka dalam hal perolehan suara.
Perlu disadari, tambah Yusran, tim pemenangan paslon tengah gencar berkampanye baik dengan mengundang maupun mendatangi masyarakat langsung untuk menyampaikan visi misinya. Hal ini menurutnya bisa membangun perspektif masyarakat tentang figur pemimpin yang pantas terpilih untuk menjabat tahun 2021 mendatang.
“Jadi selain rekam jejaknya di sosial masyarakat selama ini, cara memilih pemimpin yang berintegritas itu bisa dilihat dari seberapa banyak rapot merah pelanggarannya. Banyak disini bukan semata kuantitas melainkan beratnya pelanggaran,” kata Yusran di Nunukan, Kalimantan Utara Senin, (26/10/2020)
Dia menegaskan rekam jejak paslon pada saat kampanye tentu menjadi salah satu yang bisa menjadi acuan kelayakan pemimpin itu. Sehingga Yusran menegaskan apabila sebelum menjabat paslon tersebut sudah melanggar maka tidak ada jaminan kelak calon pemimpin itu juga melanggar janji kampanyenya.
Sebagai informasi Bawaslu Kabupaten Nunukan telah menangani 20 pelanggaran diantaranya 4 laporan dan 16 Temuan. Yusran menyampaikan data ini masih jumlah minim yang diharapkan Bawaslu karena jumlah laporan dan temuan berbanding jauh, hal ini memperlihatkan antusiasme masyarakat terhadap terciptanya iklim demokrasi yang sehat masih minim.
“Kami tentu berharap jumlah laporan itu lebih banyak dibanding temuan," kata pria yang kerap disapa Bang Jago tersebut.
Penulis : Eko Surya (Humas Bawaslu Kabupaten Nunukan)
Editor : Reyn Gloria