Submitted by Bhakti Satrio on
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja saat menyampaikan arahannya dalam Diseminasi Penceganan Kekerasan Berbasis Gender di Lingkungan Pengawas Pemilu pada Senin (23/9/2024).

Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum – Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menegaskan kekerasan berbasis gender di lingkungan Bawaslu harus dicegah sedini mungkin. Bahkan dia mengatakan hal ini bisa dimulai seperti saat melakukan rapat.

Dia menyebutkan, ketegangan dalam rapat seringkali memancing kekerasan seperti secara verbal terjadi. “Yang tidak kita sadari, budaya yang tidak baik terkadang masih ada di benak teman-teman. Seperti ketika rapat kemudian tiba-tiba ada terjadi kekerasan verbal yang terjadi saat proses komunikasi di penyelenggara pemilu,” cetusnya dalam Diseminasi Penceganan Kekerasan Berbasis Gender di Lingkungan Pengawas Pemilu pada Senin (23/9/2024).

Bagja menegaskan antarpengawas pemilu perlu menjalin komunikasi yang baik untuk mencegah terjadinya kekerasan berbasis gender. “Setegang apa pun, sestres apa pun dalam melakukan tugas itu tidak boleh melakukan kekerasan berbasis gender,” tegas Bagja.

Tidak hanya kekerasan berbasis gender, Bagja juga mengingatkan jika ada perbedaan pendapat di antara pengawas pemilu, tidak boleh menyinggung suku, agama, dan ras. Terlebih lagi tahapan Pemilihan Serentak 2024 sudah berjalan, ketegangan dan kelelahan bisa menimbulkan perbedaan pendapat.

“Kita (Bawaslu) dikritik oleh lembaga pemantau, DKPP, atas naiknya kekerasan berbasis gender di lingkungan pengawas pemilu. Oleh sebab itu, dengan adanya diseminasi ini, kami berharap ada upaya pencegahan dalam mengurangi seluruh kekerasan berbasis gender di lingkungan pengawas pemilu,” ungkapnya.

Kepala Pusat Penelitian, Pengembangan, Pendidikan, dan Pelatihan Bawaslu Roy M Siagian mengatakan, melalui kegiatan ini Bawaslu berkomitmen untuk mengantisipasi isu-isu kekerasan berbasis gender serta menginventarisasi risiko-risiko yang memungkinkan terjadinya kekerasan berbasis gender. Selain itu, katanya, forum ini sekaligus untuk menyusun strategi pencegahan yang efektif dan efisien.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah kita mampu mengidentifikasi dan memetakan isu krusial yang berkaitan dengan kekerasan berbasis gender. Kedua, meningkatkan kesadaran tentang bentuk kekerasan berbasis gender. Ketiga, mengembangkan mekanisme pelaporan dan penanganan kasus kekerasan berbasis gender yang efektif dan efisien. Terakhir, mendorong pembuatan kebijakan yang mendukung pencegahan kekerasan berbasis gender,” pungkasnya.

Editor: Reyn Gloria
Foto: Bhakti Satrio