Manado, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Anggota Bawaslu Herwyn J. H. Malonda menilai, kajian Bawaslu dalam pelaksanaan pemantauan Pemilu 2024 dalam kondisi Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity (VUCA), harus memiliki fokus ke salah satu hal tertentu. Misalnya pemantauan ujaran kebencian dalam media sosial.
"Ujaran kebencian bisa jadi isu khusus yang dapat dijadikan kajian pemantauan dalam Pemilu 2024," kata Herwyn saat membuka Diskusi Kelompok Terpumpun Kajian Pelaksanaan Pemantauan Pemilu 2024 dalam kondisi Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity (VUCA), di Manado, Senin (26/9/2022).
Dikatakan Herwyn, selain itu ada juga isu digitalisasi data pemilu. Tetapi saat ini belum ada pemantau pemilu yang secara khusus memantau digitalisasi data kepemiluan. Padahal kerap terjadi isu yang tidak benar.
"Mungkin bisa dibahas juga, bagaimana pemantauan terkait digitalisasi data pemilu," tegasnya.
Menyikapi kondisi VUCA dalam Pemilu 2024, Anggota KPU Yulianto Sudrajat menegaskan, KPU memiliki beberapa isu strategis 2020-2024. Di antaranya, meningkatkan tata kelola manajemen KPU dan meningkatkan investasi aset teknologi.
"Kami (KPU) memiliki strategi dalam menghadapi Pemilu dalam kondisi VUCA," terangnya.
Agenda tersebut juga turut mengundang narasumber dari stakeholder terkait, diantaranya, ada: Jerry Sumampouw (TePI), Karel Nayoan (Akademisi), Nur Hidayat Sardini (Akademisi Universitas Diponegoro), August Mellaz (Anggota KPU RI), Panji Prasetyo (Tenaga Ahli DPR RI), dan Ferry Daud Liando (Akademisi Universitas Sam Ratulangi).
Adapun tujuan Puslitbangdiklat Bawaslu mengadakan DKT tersebut, karena saat ini, dunia sedang dihadapkan pada kondisi terjadi perubahan skala besar (volatility), kesulitan melakukan prediksi secara akurat (uncertainty), kerumitan tantangan akibat berbagai faktor yang saling terkait (complexity), dan ketidakjelasan suatu kejadian dengan mata rantai akibatnya (ambiguity) atau yang disebut sebagai kriteria VUCA.
Situasi lingkungan yang hadir serba tidak pasti, fluktuatif, kompleks, sulit diprediksi, dan kebenaran realitas bersifat subjektif. Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri dalam proses pelaksanaan pemilu di era VUCA.
"Bawaslu berupaya keras agar masyarakat dapat melakukan pengawasan partisipatif demi tercapainya pemilu yang berkualitas. Maka, atas dasar itulah Bawaslu perlu untuk menyelenggarakan forum diskusi," tandas Plt. Kapuslitbang Bawaslu Ibrahim Malik Tanjung.
Editor: Hendi Purnawan