Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda mendorong mahasiswa untuk mengawal Pemilu 2029 sejak dini. Salah satunya, kata dia, dengan memberikan masukan terhadap berbagai problematika penyelenggaraan dan pengawasan pemilu sebelumnya sebagai bahan perbaikan pada pemilu mendatang.
Herwyn menegaskan, evaluasi tersebut bertujuan menghimpun persoalan-persoalan krusial sebagai dasar penyusunan daftar inventarisasi masalah (DIM) serta perumusan naskah akademik revisi Undang-Undang Pemilu. Keterlibatan mahasiswa dinilai menjadi momentum strategis bagi Bawaslu dalam melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan pemilu dan pemilihan sebelumnya.
“Di luar tahapan pun kami tetap bekerja, salah satunya melalui evaluasi menyeluruh untuk memetakan problematika pemilu dan pengawasan pemilu,” ujar Herwyn saat menerima audiensi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di Kantor Bawaslu RI, Senin (22/12/2025).
Dia juga mendorong mahasiswa yang berminat menjadi pemantau pemilu untuk mempersiapkan diri sejak dini, salah satunya dengan memfokuskan pengawasan pada ruang digital. Menurut Herwyn, seiring pesatnya perkembangan teknologi, potensi pelanggaran pemilu di ranah digital akan semakin meningkat.
“Pengawasan bisa difokuskan di dunia maya. Potensinya sangat besar, apalagi dengan perkembangan digitalisasi dan kecerdasan buatan saat ini,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Herwyn turut menjelaskan dua program Bawaslu, yakni Pendidikan Pengawasan Partisipatif sebagai program prioritas nasional serta program Bawaslu Membelajarkan.
Bawaslu RI menerima audiensi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan GMKI di Kantor Bawaslu RI sebagai bagian dari upaya memperkuat sinergi pengawasan partisipatif dengan kalangan mahasiswa.
Foto: Robi Ardianto
Editor: Dey