Cianjur, Badan Pengawas Pemiliha Umum - Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin membuka Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif di Cianjur, Jawa Barat. Afif menegaskan, tujuan kegiatan itu agar Bawaslu semakin dekat dengan masyarakat. Pasalnya pengawas pemilu sejatinya satu kesatuan entitas dengan masyarakat.
"Program ini menjadi salah satu program unggulan Bawaslu agar semakin meningkatkan dan menguatkan hubungan Bawaslu dengan masyarakat pemilih," katanya saat membuka Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif yang diselenggarakan oleh Bawaslu Cianjur, Jawa Barat, Senin (23/9/2019) malam.
Menurut Afif, Bawaslu telah mengeluarkan segala energi dan inisiasi agar semakin dekat dengan rakyat. Dia menyadari tidak mungkin bisa Bawaslu mengawasi pemilu tanpa bantuan masyarakat luas.
Pasalnya, jumlah pengawas terbatas. Sementara, potensi kecurangan bisa terjadi disegala titik, tidak hanya di tempat pemungutan suara saja.
"Tidak mungkin Bawaslu dapat mengawasi pemilu tanpa bantuan masyarakat. Misalnya saja jumlah pengawas sama dengan jumlah tps maka hanya ada sekitar 850 ribu atau 860 ribu pengawas di Indonesia," katanya.
"Sementara itu, potensi kecurangan ada di semua titik, tidak hanya di tps. Kalau kita (Bawaslu) hanya bekerja sendiri mustahil dapat menemukan banyak pelanggaran," sambungnya.
Koordinator Divisi Pengawasan dan Sosialisasi Bawaslu itu mengatakan, tujuan lain sekolah kader itu untuk menciptakan pemimpin di masa depan.
"Anda semua dilatih di sini tidak hanya untuk menjadi kader. Tetapi, Anda semua dilatih untuk menjadi pemimpin, untuk menjadi Bawaslu, untuk menjadi agen- agen di masa yang akan datang," tutupnya.
Editor: Ranap THS
Fotografer: Robi Ardianto