• English
  • Bahasa Indonesia

Dewi Dorong Keterlibatan Perempuan dalam Demokrasi dan Tolak Politik Uang

Anggota Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo saat memberikan sambutan dalam acara Jambore Demokrasi Sekolah Demokrasi Perempuan Politik di Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu 14 Desember 2019/Foto: Reyn Gloria

Cibinong, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Anggota Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo menilai keterlibatan perempuan dalam demokrasi harus lebih maksimal. Menurutnya, selama ini persentase perempuan di dunia politik maupun pihak penyelenggara pemilu masih kurang terwakili karena keterbatasan yang ada.

Dalam acara Jambore Demokrasi Sekolah Demokrasi Perempuan Politik di Cibinong, Kabupaten Bogor, Dewi berpesan, dalam menghadapi pemilu mendatang kaum perempuan harus lebih bisa mempersiapkan diri dalam kontestasi politik. Dirinya mencontohkan, dari sisi peserta pemilu, kalangan perempuan bisa bersih dalam mencalonkan dirinya tidak berurusan dengan politik uang dan melakukan kampanye sehat.

"Perempuan harus bisa membaca peta kerawanan potensi politik uang. Ruang-ruang di mana bisa terjadi membuat gerakan. Sebab politik kita tidak berbiaya tinggi, hanya butuh investasi sosial," tuturnya, Sabtu (14/12/2019).

Selain perempuan sebagai peserta pemilu, Dewi pun menyoroti peran perempuan sebagai pemilih yang rawan terbuai oleh upaya-upaya politik uang. Dia meminta, pada Pilkada Serentak 2020 upaya politik uang ini bisa dihalangi oleh kaum perempuan sehingga bisa mendapati pemimpin daerah yang bersih dan amanah.

"Kelompok yang rentan selama ini untuk menjadi sasaran politik uang justru perempuan. Jadi perempuan harus membangkitkan kesadaran pribadinya dan komunitasnya bahwa politik uang ini salah satu yang menjadi hambatan," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin pun melihat kaum perempuan seringkali direndahkan dalam berkontestasi politik dibandingkan kaum pria. Dia bahkan menyinggung beberapa faktor seperti kaum perempuan yang ingin maju di dunia politik seringkali tidak total atau ragu-ragu untuk maju sebagai peserta pemilu.

Salah satu faktornya, menurut Ade, dari pihak suami yang tidak mengizinkan istrinya untuk terjun dalam dunia perpolitikan. "Saya sadar mencari calon legislatif dari kaum perempuan sulit memang harus diubah kultur pemikirannya kalau perempuan juga bisa berpolitik biar menjadi terobosan," ungkap perempuan kelahiran Bogor tersebut.

Editor: Ranap THS
Fotografer: Reyn Gloria

Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Agenda Bawaslu

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu