Jakarta, Badan Pengawas Pemilu - Gerakan Masyarakat Sipil Peduli Pemilu memberikan catatan adanya permasalahan teknis dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 27 Juni 2018 lalu.
Catatan tersebut antara lain masih banyaknya daftar pemilih tambahan (DPTB) yang menggambarkan belum baiknya persoalan DPT, masih muncul masalah terkait surat pemberitahuan pemilih (C6), masalah kotak kosong dalam pemilihan, terdapat pemilihan suara ulang (PSU) di 64 TPS di berbagai provinsi dan adanya penundaan pemilihan di Papua.
“Masih terdengar dugaan adanya perilaku peserta yang melanggar aturan Pemilu seperti politik uang,” ujar Toto Sugiarto di Media Center Bawaslu, Jumat (29/6/2018).
Sementara itu Peneliti Senior Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Yusfitriadi menyoroti mengenai kotak kosong. “Pemilih kotak kosong memang cenderung naik. Kotak kosong akan menimbulkan konflik karena dikhawatirkan ditunggagi orang yang tidak bertanggung jawab,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Khoirunnisa dari Perludem, kotak kosong atau kolom kosong dalam surat suara perlu disosialisasikan. “Masih banyak orang tak tahu bahwa kotak kosong adalah alternatif pilihan sehingga banyak orang yang tak datang ke TPS,” terangnya.
Sementara itu, Wahidah Suaib dari Kemitraan mengatakan bahwa Pilkada kali ini memberi angin segar kepada perempuan sebagai pemimpin pada aspek elektoral. “Pilkada ini menjadi ajang perempuan bukan hanya sekadar keterwakilan tetapi karena perempuan mampu,” pungkasnya.
Pernyataan sikap Gerakan Masyarakat Peduli Pemilu adalah sebagai berikut. Pertama, catatan buruk DPT merupakan catatan bagi penyelenggara Pemilu legislatif dan pemilu presiden 2019. Kedua, penyelenggara Pemilu harus melakukan evaluasi terhadap munculnya berbagai masalah, seperti kendala teknis untuk semakin memaksimalkan penyelenggaraan Pemilu 2019. Ketiga, politisasi SARA minim dalam proses mempengaruhi pilihan pemilih menjelang pemungutan suara sebagaimana yang dikhawatirkan sebelumnya. Keempat, Perhatian penuh terhadap pelaksanaan Pilkada di Papua yang ditunda. Kelima, semua pihak diharapkan bisa mengawal proses rekapitulasi dan penetapan pasangan calon terpilih.
Di samping beberapa catatan tersebut, gerakan ini juga mengapresiasi penyelenggaraan Pilkada serentak 2018 pada 27 Juni lalu yang dilaksanakan secara damai. Gerakan ini juga mengapresiasi rakyat yang semakin matang dalam berdemokrasi. Partisipasi masyarakat cukup kuat dalam pelaksanaan pemilihan serentak 2018.
Gerakan Masyarakat Sipil Peduli Pemilu terdiri dari Sri Budhi Eko Wardani, Wahidah Suaib, Titi Anggraini, Yusfitriadi, Sunanto, Kaka Suminta, Jeirry Sumampouw, Ahsanul Minan, August Mellaz, dan Veri Junaidi, Erik Kurniawan, Agus Muhammad, Jojo Rohi, Toto Sugiarto, Fadli Ramadani.
Penulis/Foto: Christina Kartika/Irwan