Dikirim oleh Robi Ardianto pada
Anggota Bawaslu Totok Hariyono katanya saat memberikan arahan kepada CPNS Bawaslu di Gedung Bawaslu, Rabu (9/7/2025)./Foto: Publikasi dan Pemberitaan Bawaslu

Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum – Anggota Bawaslu Totok Hariyono mengingatkan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Bawaslu terus meningkatkan kapasitas pengetahuan. Terlebih, kata dia, terkait isu-isu demokrasi, kepemiluan, hingga dinamika sosial-politik seperti militerisme, oligarki, dan otoritarianisme.

Totok menegaskan tugas pengawasan pemilu tidak sekadar pekerjaan teknis, tetapi juga menuntut pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai demokrasi. Untuk itu, Totok meminta CPNS, termasuk jajaran memperluas wawasannya dengan memperbanyak literasi dan berdiskusi terkait pemilu dan demokrasi.

"Kita adalah wasit demokrasi. Maka tugas kita bukan hanya mengawasi pemilu, tapi juga memahami dan menjaga nilai-nilai demokrasi itu sendiri," katanya saat memberikan arahan kepada CPNS Bawaslu di Gedung Bawaslu, Rabu (9/7/2025).

Dalam kesempatan itu, Pria kelahiran Malang, 5 Februari 1967 juga meminta CPNS membaca dan menganalisis berbagai putusan hukum, baik itu Mahkamah Konstitusi (MK) atau sengketa yang ditangani Bawaslu sebagai bahan pembelajaran.

“Pelajari putusan-putusan sengketa, baik yang di pusat maupun daerah. Ambil sampel, baca, analisis, dan simpulkan. Dari sana kita bisa memahami di mana letak kesalahan, dan apa akar persoalan dalam pemilu presiden atau kepala daerah,” jelas Totok.

Dia berharap CPNS di Bawaslu belajar dengan cepat terkait pemilu dan demokrasi. Pasalnya, kata dia, negara menitipkan kepada Bawaslu untuk menjaga demokrasi dan pemilu.

"Jika demokrasi terganggu, maka Bawaslu sebagai lembaga pengawas pemilu akan menjadi pihak yang paling terdampak. Oleh karena itu, setiap insan Bawaslu harus memiliki pemahaman kuat dan komitmen untuk menegakkan demokrasi," tegasnya.


Editor: Reyn Gloria

Foto: Robi Ardianto