Dikirim oleh Bhakti Satrio pada
Anggota Bawaslu Totok Hariyono dalam giat Evaluasi Pelaksanaan Penyusunan Keterangan Tertulis Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota se Jawa Tengah pada Perselisihan Hasil Pemilihan Tahun 2024, Jumat (21/2/2025).

Kabupaten Boyolali, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Meski berada di masa non-tahapan pemilu atau pemilihan, Anggota Bawaslu Totok Hariyono menegaskan Bawaslu tetap bekerja. Dia melanjutkan, Bawaslu bukan sekedar pekerja pemilu, lebih dari itu Bawaslu adalah pekerja demokrasi.

"Bawaslu adalah pekerja demokrasi yang wajib menguatkan demokrasi yang berpijak pada kemandirian politik dan ekonomi serta dituntun oleh roh, akal dan pengetahuan yang merdeka," ungkap Totok dalam giat Evaluasi Pelaksanaan Penyusunan Keterangan Tertulis Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota se Jawa Tengah pada Perselisihan Hasil Pemilihan Tahun 2024, Jumat (21/2/2025).

Totok menyampaikan, pemilu hanyalah sebagian kecil dari demokrasi. Katanya, tanpa demokrasi tidak akan ada pemilu ataupun Bawaslu.

"Jadi, kalau pemilu itu berhenti, bukan berarti kita diam. Kita tetap bekerja selama sisa waktu yang ada," imbuhnya.

Totok mengarahkan, bentuk-bentuk yang bisa dilakukan sebagai pekerja demokrasi adalah dengan melakukan penguatan-penguatan demokrasi di segala lini dengan metode partisipatif. Dia juga meminta agar jajarannya memanfaatkan saluran informasi yang ada seperti podcast dan media sosial untuk penguatan demokrasi di masyarakat.

Dia juga mengingatkan kepada jajarannya untuk selalu tunduk pada aturan. "Kalau kita masih tunduk pada orang atau penguasa, artinya kita ini ber-Tuhan hanya di mulut kita," ungkapnya.

Editor: Reyn Gloria
Foto: Bhakti Satrio