Submitted by Bawaslu Provinsi on
Anggota Bawaslu Totok Hariyono berikan arahan kepada jajaran Bawaslu Provinsi se Jawa Timur di Surabaya, Selasa, (19/8/2025). Foto: Krisna Andika

Surabaya - Anggota Bawaslu RI Totok Hariyono, memuji langkah Bawaslu Jawa Timur yang memulai penguatan kelembagaan dengan delapan agenda strategis. Di hadapan ratusan peserta dari seluruh provinsi, Totok menyebut inisiatif ini sebagai lompatan penting menuju Pemilu 2029.

“Ini sangat dahsyat. Terima kasih untuk Jawa Timur, kami berharap apa yang dilakukan Jatim menjadi role model, menjadikan semua kantor Bawaslu sebagai rumah pergerakan,” ujarnya di Surabaya, Jawa Timur, Selasa, (19/08/2025).

Perlu diketahui, kick off penguatan kelembagaan yang diinisiasi oleh Bawaslu Jatim tak sekadar seremoni simbolik. Delapan simpul reformasi, mulai dari akuntabilitas keuangan hingga literasi demokrasi disiapkan dalam format pilot project berbasis korwil.

Totok melihat langkah ini sebagai respons konkret terhadap kompleksitas penyelenggaraan pemilu di masa lalu, terutama Pemilu 2024 yang menyisakan ratusan sengketa hukum.

“Kemarin Mahkamah Konstitusi menerima lebih dari 600 laporan, dan hanya sekitar 70 yang dilanjutkan. Kita ingin angka itu tidak 11 persen lagi. Harus di bawah 10 persen, langkah kita hari ini adalah upaya agar perbaikan pemilu benar-benar tampak,” ungkapnya.

Koordinator divisi hukum dan penyelesaian sengketa ini mengingatkan, keberadaan lembaga penyelenggara pemilu bukan hadiah politik, melainkan buah dari reformasi. Oleh karena itu, tanggung jawab menjaga marwah demokrasi tidak boleh dilaksanakan setengah hati.

“Penyelenggara pemilu ini lahir dari rahim reformasi. Kalau kita mau jujur menjaga demokrasi, maka kita wajib merawat lembaga ini dengan keyakinan, seperti kata Tan Malaka, kita harus merdeka 100 persen”, katanya.

Bagi Totok, penguatan kelembagaan bukanlah kerja insidental, melainkan laku historis menghormati ikhtiar masa lalu dan menyiapkan masa depan. Ia menyebut kantor Bawaslu tak cukup hanya jadi institusi administratif, melainkan harus hidup sebagai ruang dialektika demokrasi.

“Tuan rumah harus menyiapkan semua data, semua literasi. Kita menyambut 2029, bukan hanya dengan regulasi, tapi dengan kesiapan dari hulu ke hilir,” tutupnya.

Penulis : Ella Luma
Bawaslu Kab.Lumajang