Dikirim oleh Robi Ardianto pada
Calon Anggota Bawaslu Totok Hariyono, saat uji kepatutan dan kelayakan Calon Anggota Bawaslu periode 2022-2027 di DPR, Selasa (16/2/2022).

Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum- Calon Anggota Bawaslu periode 2022-2027 Totok Hariyono menyebutkan dalam visinya akan mewujudkan Pemilu Serentak 2024 yang semakin demokratis, terpercaya, dan damai. Hal itu disampaikannya salam uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) sepuluh besar calon anggota Bawaslu oleh Komisi II DPR RI, Rabu (16/2/2022) malam.

"Minimal pemilu dikatakan demokratis Jika penyelenggaranya punya kompetensi, pemilihnya yang cerdas dan partisipatif aparatnya, demokrasinya netral tidak berpihak, serta pesertanya mentaati aturan yang sudah ada," jelasnya.

Selanjutnya, dia menjelaskan makna dari tepercaya karena diselenggarakan oleh penyelenggara yang memiliki kredibilitas. "Damai karena suasana pemilunya sesuai dengan aturan dan tidak menggunakan isu-isu yang saling menghujat sesama peserta maupun pemilih," paparnya.

Untuk mengimplementasikan visi tersebut, Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Timur tersebut menjabarkannya menjadi enam misi. Pertama, dengan memfasilitasi partai politik dan peserta pemilu secara profesional.

Kedua, melakukan sosialisasi dan pendidikan demokrasi yang melibatkan seluruh elemen masyarakat dengan berbasis partisipatif dan berbasis keluarga agar tercipta ikatan fisiologis antara masyarakat dengan penyelenggara pemilu.

Misi ketiga, yakni, dengan memperkuat jalinan kerja sama antar lembaga pemangku kepentingan dalam proses penyelenggara pemilu. Keempat dengan meningkatkan kualitas SDM pemilu di semua tingkatan sesuai dengan bidang dan tupoksi di masing-masing unit.

"Sehingga penyelenggaranya punya kompetensi dalam proses pengawasan pencegahan dan penindakan," jelasnya.

Lalu, misinya yang kelima, yakni, dengan menguatkan afirmasi perempuan dan kelompok rentan, kelompok minoritas dengan memberikan kesempatan yang sama dalam berbagai bidang, di berbagai jenjang jajaran penyelenggara pemilu, maupun sebagai peserta pemilu atau pemilih.

Keenam, penggunaan dan pengembangan teknologi informasi (IT) yang sedapat mungkin mudah dan sederhana dalam menjalin interaksi dengan seluruh lapisan masyarakat selama proses penyelenggaraan dan pasca pemilu terutama di masa pandemi.

"Bayangan saya nanti penggunaan IT itu menghindari banyak sentuhan laporan yang secara langsung tapi bisa lewat online," tegasnya.

Penulis: Robi Ardianto
Fotografi: Jaa Rizka