Tangerang, Badan Pengawas Pemilihan Umum – Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda mengajak mahasiswa dan para akademisi mengawasi kinerja Bawaslu. Tujuannya, kata dia, sebagai mekanisme kontrol terhadap kerja-kerja pengawasan yang dilakukan Bawaslu.
“Partisipasi para mahasiswa bukan hanya datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya saja. Melainkan bisa lebih dari itu. Awasi Bawaslu dan penyelenggara pemilu lainnya demi menciptakan pemilu yang kondusif,” katanya dalam Sosialisasi Kelembagaan Pengawas Pemilu bagi Stakeholder Bawaslu di Tangerang, Banten, Selasa, (12/12/2023).
Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia dan Organisasi Bawaslu ini menambahkan, berbagai persoalan telah terjadi dalam masa kampanye. Ada peserta pemilu yang dianggap melakukan pelanggaran dan ada juga yang mencari keadilan.
“Seluruh jajaran Bawaslu harus kerja keras untuk wujudkan pemilu yang kredibel. Tentu saja tidak bisa sendirian. Dibutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak. Salah satunya mahasiswa dan akademisi,” ungkapnya.
Ketua Bawaslu Provinsi Sulawesi Utara periode 2012-2017 dan 2017-2022 ini menuturkan, pemilu merupakan rotasi kepemimpinan setiap lima tahun. Setiap rakyat yang memenuhi syarat sebagai pemilih memiliki hak politik untuk memilih peserta pemilu secara bebas tanpa tekanan dari siapapun. Hal ini dilakukan sebagai implementasi dari kedaulatan pemilu ada di tangan rakyat.
“Pemilu dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan wakil rakyat dan pemimpin eksekutif yang nantinya akan berfungsi merumuskan kebijakan nasional dan daerah melalui program pembangunan dan kemasyarakatan menuju masyarakat adil dan makmur. Selain itu, Pemilu berfungsi sebagai upaya koreksi terhadap orang yang kita pilih sebelumnya, apakah masih memenuhi syarat untuk menyalurkan aspirasi rakyat,” tuturnya.
Editor: Ranap THS
Fotografer: Hendi Purnawan