Jakarta, Badan Pengawas Pemilu – Pelaksanaan Pemilu 2014 (Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden) sudah usai. Banyak pihak yang memberikan penilaian terhadap penyelenggaraan dan penyelenggara pemilu, baik positif atau negatif.
Menanggapi hal itu, Bawaslu menyatakan bahwa tugas-tugas pengawasan dan penegakkan hukum pemilu telah dijalankan dengan optimal oleh lembaga yang berdiri pada 9 April 2008 tersebut. Meski belum maksimal, namun Bawaslu menerima apapun yang menjadi penilaian masyarakat.
“Kami sudah berupaya optimal, meskipun belum maksimal. Maksudnya, kami sudah mengeluarkan kemampuan yang kami miliki, walaupun sebenarnya kami bisa lebih maksimal, namun karena sumber daya yang diberikan terbatas,” ujar Ketua Bawaslu, Muhammad, saat pelaksanaan Sosialisasi Hasil Pengawasan dan Penanganan Pelanggaran Pemilu Tahun 2014 serta Persiapan Pengawasan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota, di Wisma Antara, Jakarta, Rabu (10/12).
Menurut Muhammad, keterbatasan tersebut dikarenakan Undang-Undang yang belum memberikan sumber daya yang lebih kepada Bawaslu untuk berbuat maksimal. Seandainya, diberikan maka ia mengandaikan pengawasan Pemilu akan jauh lebih efektif daripada pengawasan yang lalu.
Beberapa keterbatasan yang disebutkan seperti contohnya, keterbatasan jumlah personil pengawas pemilu untuk tingkat tempat pemungutan suara (TPS). Padahal sumber-sumber kecurangan dalam Pemilu salah satunya berasal dari TPS. Sempat diwacanakan mitra PPL untuk mendukung upaya tersebut, namun akhirnya dimentahkan dengan pertimbangan anggaran.
“Kami tidak putus asa. Kami melaksanakan pola pengawasan partisipatif dengan merekrut masyarakat yang ingin terlibat dalam Pengawasan Pemilu. Hasilnya, cukup memuaskan, dimana 650 ribu orang bergabung bersama Bawaslu tanpa dibayar sepeser pun,” papar Muhammad. Selain itu ada beberapa contoh lain yang ia sebutkan.
Atas usahanya tersebut, Bawaslu beberapa kali dipuji oleh Anggota Komisi II DPR RI, yang sebelumnya ragu-ragu dengan langkah Bawaslu mengajak masyarakat untuk mengawasi. Oleh sebab itu, Bawaslu berencana akan tetap menggunakan pola yang sama dalam pengawasan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota pada 2015 mendatang.
Selain itu, Muhammad juga memberikan apresiasi terhadap pihak-pihak yang memberikan poin positif bagi penyelenggaraan Pemilu. Namun, ia juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang mengkritik penyelenggara pemilu, terrmasuk Bawaslu yang dianggap belum optimal bahkan maksimal.
“Kita harus buka mata, hati, dan telinga kita untuk masukan-masukan tersebut, Kritik tersebut harus dipedomani sebagai bentuk upaya untuk memperbaiki lembaga pengawas pemilu menjadi lembaga yang lebih baik lagi di kemudian hari,” tambah Muhammad.
Sekedar informasi, salah seorang Guru Besar Universitas Airlangga Ramlan Surbakti yang berasal dari Kemitraan (Partnership) memberikan penilaian positif kepada lembaga penyelenggara Pemilu dengan tujuh indikator. Mantan Anggota KPU tersebut, menilai kinerja KPU dan Bawaslu sudah mengedepankan asas-asas pemilu termasuk transparansi dan akuntabilitas.
Penulis : Falcao Silaban
Foto dan Dokumentasi : Hendru/Irwan