• English
  • Bahasa Indonesia

Teguh: Dimensi Penting dalam Manajemen Perubahan Organisasi

Teguh Widjinarko dari KemenpanRB saat menjadi narasumber pada penyusunan draft Manajemen perubahan dan strategi komunikasi perubahan terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi Tahun 2016 di lingkungan Sekretariat Jenderal Bawaslu RI, yang dilaksanakan di Bogor Jawa Barat, Senin (25/1).

Bogor, Badan Pengawas Pemilu– Ada empat dimensi penting dalam manajemen perubahan. Pertama, navigasi. Dimensi ini terkait dengan perencanaan dan pengelolaan perubahan atau transisi dari keadaan organisasi sekarang menuju kondisi organisasi yang diinginkan. Kedua, kepemimpinan. Dimensi ini berupaya untuk membangun dan mengkomunikasikan visi perubahan di dalam kondisi yang diinginkan dan juga mengarahkan organisasi ke arah yang dituju; Ketiga, kepemilikan. Dimensi ini berupaya menciptakan kebutuhan untuk berubah melalui reformasi birokrasi; Keempat, penggerak. Dimensi ini terkait dengan penyediaan kompetensi atau keahlian, struktur dan lingkungan pendukung serta sumber daya lain untuk mendukung perubahan dan memastikan manfaat (benefit) yang diharapkan dapat terealisasi.

 

Demikian disampaikan Teguh Widjinarko dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi saat menjadi narasumber pada penyusunan draft Manajemen perubahan dan strategi komunikasi perubahan terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi Tahun 2016 di lingkungan Sekretariat Jenderal Bawaslu RI, yang dilaksanakan di Bogor Jawa Barat, Senin (25/1).

 

“Upaya menata ulang proses birokrasi dari tingkat tertinggi hingga terendah dan melakukan terobosan baru dengan langkah-langkah bertahap, konkret, realistis, sungguh-sungguh, berpikir di luar kebiasaan/rutinitas yang ada, perubahan paradigma, dan dengan upaya luar biasa. Proses reformasi birokrasi merupakan proses yang tidak mudah sehingga diperlukan manajemen perubahan,” jelas Teguh.

 

Teguh menuturkan manajemen perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan organisasi untuk bergeser dari kondisi sekarang menuju kondisi yang diinginkan, yaitu menuju ke arah kinerja yang lebih baik dan untuk mengelola individu yang akan terkena dampak dari proses perubahan tersebut.

 

Manajemen perubahan diperlukan karena jika tidak ada manajemen perubahan maka produktivitas akan menurun terus dan tidak terkendali, para penentang akan muncul dan melakukan sabotase, pegawai yang potensial kemungkinan keluar, pegawai kehilangan motivasi, terjadi perdebatan keras di antara pegawai mengapa terjadi perubahan, pegawai mulai malas-malasan, pegawai mulaimen cari pekerjaan lain disekitarnya untuk meng hindari perubahan, pegawai membandingkan dengan kondisi sebelumnya, perubahan dilakukan secara acak dan sering kali dilakukan pembatalan karena tidak memperoleh dukungan, perubahan tidak sepenuhnya dilaksanakan, berbagai resiko kegagalan muncul.

 

“Banyak orang yang menentang perubahan sehingga kita perlu memikirkan bagaimana mengelola orang yang menentang perubahan tersebut dapat bergabung untuk melakukan perubahan. Yang menentang (minoritas-red) dirangkul untuk bergabung dengan mayoritas. Virus perubahan harus diberikan kepada semua orang, misalnya dengan cara dilakukan training,” jelasTeguh.

 

Selanjutnya Teguh menerangkan jika manajemen perubahan diterapkan maka para pegawai mempunyai pemahaman tentang mengapa perubahan dilakukan, pegawai terlibat dalam melakukan perubahan, sosialisasi dan training dilakukan untuk membangun pemahaman, pengetahuan dan dukungan pegawai, para penentang perubahan sudah dapat diidentifikasi sejak awal.

 

Para pemimpin menunjukkan komitmen terhadap perubahan, komunikasi dapat dilakukan secara spesifik untuk target audiens yang berbeda di seluruh level organisasi. Momentum perubahan terus terjaga di seluruh area dan level dalam organisasi, perubahan dapat dikendalikan sehingga tidak terlalu menimbulkan dampak negatif bagi organisasi dan pegawai, ada kerjasama seluruh jajaran pimpinan, meningkatkan keberhasilan pencapaian tujuan perubahan.

 

“Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah utama dalam manajemen perubahan, antara lain: Pemetaan terhadap stakeholders, identifikasi resistensi (penolakan), mengenali besaran perubahan yang diinginkan, asesmen kesiapan organisasi untuk berubah, mengembangkan strategi perubahan, mengembangkan strategi komunikasi, merumuskan dan mendefinisikan struktur yang baru, lalu mengembangkan strategi pelatihan,” jelasnya.

 

Penulis: Christina Kartika

Editor : Ali Imron

Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu