Yogyakarta, Badan Pengawas Pemilu – Bawaslu Republik Indonesia bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar seminar internasional bertajuk “Demokrasi, Pemilu, dan Pengawasan Pemilu” di Yogyakarta, Rabu (20/4). Seminar yang digelar dalam rangka pertukaran pengetahuan serta komparasi sistem pemilu dengan Negara-negara sahabat itu menghadirkan perwakilan dari Argentina, India, dan akademisi sekaligus penyelenggara pemilu dari Belanda.
Ketua Bawaslu RI, Muhammad mengatakan, Bawaslu dibangun atas komitmen bersama untuk tidak menjadikan pemilu sebagai kegiatan yang ekslusif. Bawaslu memiliki keinginan menjadikan pemilu inklusif dan menjadi milik semua pihak. Dari sekian banyak pemangku kepentingan, Bawaslu menurutnya menilai perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia yang juga menjadi semangat kerja Bawaslu.
Kegiatan seminar internasional yang dilaksanakan atas kerja sama dengan perguruan tinggi, lanjut Muhammad, merupakan upaya Bawaslu untuk menjadikan pemilu semakin dekat dengan semua pemangku kepentingan. Kedekatan tersebut juga diinginkan Bawalsu tidak hanya dalam negeri saja, tetapi juga mencakup lingkungan internasional.
“Ada keinginan untuk menginternasionalkan Bawaslu karena memang posisi Bawaslu ini memang istimewa. Lembaga pengawas pemilu hampir tidak ada di dunia, hanya ada di Indonesia dan Ekuador sehingga ada keinginan dari Bawaslu agar dunia mengetahui pentingnya posisi Bawaslu dalam menegakkan demokrassi di Indonesia,” ujar Muhammad saat membuka seminar di Aula Asri Medical Center, UMY, Yogyakarta.
Melalui seminar internasional, Muhammad mengharapkan terjadi transformasi informasi dengan Negara sahabat sehingga membantu Bawaslu dalam meningkatkan kinerja untuk menciptakan pemilu yang berintegritas. Secara lebih luas, Bawaslu juga ingin menyosialisasikan pengawasan partisipatif yang giat diusung Bawaslu kepada Negara-negara sahabat.
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshidiqqie yang hadir sebagai keynote speaker pada seminar mengatakan, sangat mengapresiasi Bawaslu dan UMY yang menginisiasi seminr internasional sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan kepemiluan di berbagai Negara.
“Forum ini merupkan forum yang penting dalam membangun demokrasi yang berintegritas. Core bisnis dari demokrasi adalah pemilu, maka integritas pemilu sangat menentukan integritas demokrasi. Sebagai Negara yang demokrasinya baru berkembang, tentu banyak hal yang bisa kita pelajari dari Negara lain,” ungkap Jimly.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UMY, Bambang Cipto menyampaikan apresiasi kepada Bawaslu yang telah memberi UMY kesempatan untuk bekerja sama dalam penyelenggaraan seminar internasional. Melalui seminar, semua pihak bisa menggali informasi tentang sistem pemilu yang ada di dunia.
“Seperti kita ketahui pemilu terdiri atas manusia dan sistem. Ketika kita memliki sistem yang bagus sekalipun, tetapi ketika tidak didukung oleh sumber daya manusia yang bagus maka tidak akan mencapai hasil maksimal. Semaju apapun Negara dan sistem yang digunakan, keberhasilan pelaksanaan pemilu harus didukung oleh semua pihak yang terlibat,” kata Bambang.
Seminar Internasional Bawaslu RI-UMY menghadirkan Henk Kummeling dari komisi penyelenggara pemilu Belanda. Henk juga tercatat sebagai guru besar Hukum Tata Negara di Utrecht University, Belanda. Hadir pula memberikan materi, Duta Besar Argentina untuk Indonesia, Ricardo Luis Bocalandro dan Duta Besar India Nengcha Lhouvum Mukhopadhaya. Bawaslu juga menghadirkan Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia Topo Santoso serta Dosen Universtas Muhammadiyah Yogyakarta, Suranto sebagai narasumber.
Penulis/Foto : Ira Sasmita/Hendru Wijaya