• English
  • Bahasa Indonesia

Cegah Polariasi, Bawaslu Ajak Masyarakat Mewaspadai Penyebaran Berita Bohong

Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menjadi narasumber dalam Sosialisasi Perkembangan Tahapan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, yang digelar oleh Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI), Sabtu (12/8/2023).

Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengingatkan bahaya yang diakibatkan oleh penyebaran berita bohong atau hoaks. Salah satunya menjadi penyebab polarisasi di tengah masyarakat. Berdasarkan hasil pengawasan pada pemilu 2019 dari 922 isu hoaks yang terjadi, terdapat 557 kasus ditemukan pada Maret hingga Mei 2019.

"Hoaks atau berita bohong merupakan variabel titik rawan dalam pemilu dan pemilihan yang tidak terhindarkan di masa digitalisasi. Dampak penyebaran hoaks utamanya adalah polarisasi di masyarakat yang terjadi pada Pemilu 2019," ungkap Bagja dalam kegiatan bertajuk, Sosialisasi Perkembangan Tahapan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, Sabtu (12/8/2023).

Untuk mencegah polarisasi, Bagja mengajak masyarakat untuk lebih mewaspadai penyebaran hoaks. Karena selain dapat menyebabkan polarisasi di tengah masyarakat, hoaks juga dapat memberikan dampak lain. Seperti kredibilitas dan integritas penyelenggara pemilu bisa menurun

"Kalau penyelenggaranya menurun maka kualitas pemilihan juga menurun yang kemudian merusak rasionalitas pemilih. Lalu dapat menimbulkan konflik sosial seperti polarisasi tadi. Terakhir disintegrasi Nasional," pungkas Bagja.

Share

Informasi Publik

 

Regulasi

 

Pendaftaran Pemantau

 

Forum

 

SIGAPLapor

 

 

Whistleblowing System

 

Helpdesk Keuangan

 

SIPS

 

SAKIP

 

Sipeka Bawaslu

 

SIPP Bawaslu

 

Simpeg Bawaslu

Si Jari Hubal Bawaslu

 

 

 

 

Video Bawaslu

newSIPS 2019
newSIPS 2019

Mars Bawaslu

Mars Pengawas PEMILU +text
Mars Pengawas PEMILU +text

Zona Integritas Bawaslu