Bandung, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar mengajak seluruh anggota Bawaslu untuk melakukan hal yang berbeda dalam menjalankan fungsi pengawasan dan pencegahan terutama untuk Pilkada 2020 mendatang dengan kerja nyata.
Salah satu hal yang berbeda itu, kata Fritz, dengan tidak hanya sekadar berbicara pengawasan partisipatif semata, melainkan dengan kerja nyata.
"Saya mengajak kita semua untuk melihat sesuatu yang berbeda daripada sebelumnya," katanya dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Program Sosialisasi dan Strategi Pengembangan Pengawasan Partisipatif Pilkada 2020 di Bandung, Rabu (27/11/2019) malam.
Fritz mencontohkan, dengan menggelar acara Bawaslu sehat saat 'car freeday' secara rutin di wilayah masing-masing. Hal itu menurutnya merupakan cara yang berbeda dan tidak memerlukan biaya, namun yang dapat mempengaruhi orang sekitar.
"Ada komponen yang berbiaya dan tidak berbiaya (dalam melakukan sosialisasi pengawasan partisipatif). Itu satu hal dari banyak hal yang bisa dilakukan agar proses pengawasan sosialisasi dan partisipatif bisa nyambung," jelasnya.
Anggota Bawaslu Mohammad Afifuddin menambahkan, perlu adanya hal yang berbeda dalam penjenamaan kelembagaan. Hal itu bertujuan agar lebih mudah ditangkap publik.
"(Perlu kiranya untuk) Memunculkan diferensiasi kelembagaan kita (Bawaslu) dalam melakukan cegah, awas, tindak saya rasa itu telah dikerjakan oleh kita semua," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Abhan menegaskan Bawaslu harus membuat penjenamaan kelembagaan yang positif. Pasalnya kata Abhan, Bawaslu membutuhkan pastisipasi masyarakat dalam melakukan pengawasan.
"Kita branding (penjenamaan)-nya tidak negatif, tetapi positif karena partisipasi masyarakat merupakan sebuah keniscayaan yang kita harapkan dari proses pengawasan ini tidak mungkin kita berjalan sendiri tanpa partisipasi masyarakat," sebutnya.
Editor: Ranap THS