Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum – Proses rekapitulasi suara nasional Pemilu 2019 berlangsung panjang sejak pagi hingga larut malam. Konsentrasi adalah hal mutlak. Demi menjaga konsentrasi dan mengusir kantuk serta lelah, para pimpinan Bawaslu mengikuti rapat pleno rekapitulasi sambil menikmati kuaci, penganan ringan dari biji matahari.
Rapat Rekapitulasi hasil Penghitungan Perolehan Suara Tingkat Nasional dan Penetapan Hasil Pemilu 2019 yang berlangsung Minggu (5/5/2019) petang tiba-tiba diinterupsi oleh seorang saksi dari pasangan calon presiden dan wakil presiden. Penyebabnya ternyata keramaian yang tiba-tiba muncul di salah satu sisi ruang rapat utama Gedung KPU, Jakarta Pusat.
“Saya mendengar ada keramaian di sisi Bawaslu. Kami keberatan,” sergah saksi tersebut. Suasanya yang sempat tegang pun semakin terasa kaku. “Ternyata itu ada kuaci. Kami keberatan karena ternyata kami tidak kebagian,” lanjutnya.
Spontan, ruang rapat itu pun riuh oleh tawa peserta rapat akibat kelakar tersebut. Saat itu, tengah berlangsung rekapitulasi suara dari pemilu di Tokyo, Jepang. Terdapat beberapa kesalahan penghitungan perolehan suara di kota tersebut. Hal itu membuat Bawaslu merekomendasikan penghitungan ulang suara di Tokyo.
Suasana yang sempat kaku karena beberapa persoalan pun menjadi lebih cair dan hidup. Anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar yang merasa kelakar tersebut untuk dirinya beranjak menghampiri kursi saksi tersebut dan memberikan kuaci yang dimilikinya.
"Jadi, bapak-bapak juga mau ya," kata Fritz sambil beranjak dari tempat duduknya dan mengantarkan kuacinya.
Tidak mau kalah, pimpinan rapat rekapitulasi Evi Novida ikut berkelakar dan menggoda anggota Bawaslu divisi Hukum itu.
"Itu sepertinya kuaci (sejak) waktu pengawasan ke Tokyo ya," godanya.
Kuaci memang menjadi pilihan ketua dan anggota Bawaslu dalam mengawasi rekapitulasi suara Pemilu 2019. Selain murah dan mudah didapat, kuaci adalah kudapan yang sangat ringan sehingga tidak akan mengganggu saat mengikuti rapat.
Penulis: Robi Ardianto
Editor: Deytri Aritonang