Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Sebanyak 250 peserta dari unsur pengawas Pemilu, Kepolisian, dan Kejaksaan tingkat kabupaten/kota yang tergabung dalam Sentra Gakkumdu mengikuti pelatihan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan bagi Sentra Gakkumdu kabupaten/kota Tahun 2017.
Pada hari kedua Pelatihan Sentra Gakkumdu, Rabu (13/12/17), dibentuk beberapa kelas. Di dalam kelas, selain mempelajari teori juga dilakukan praktik simulasi menangani pelanggaran dugaan pidana Pemilu.
250 peserta yang terlibat dituntut untuk serius mengikuti pelatihan sebagai bekal dan pegangan setiap personil Sentra Gakkumdu untuk menghadapi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.
Nur Said dari Bareskrim Polri dalam mengawal pelatihan Sentra Gakkumdu ini menegaskan bahwa Sentra Gakkumdu pusat tentunya ingin meningkatkan semangat para personil yang tergabung dalam Sentra Gakkumdu kabupaten/kota untuk lebih serius mengikuti pelatihan.
"Pelatihan ini dilakukan guna meningkatkan kualitas seluruh personil dan memperdalam pemahaman tentang tata cara penanganan pelanggaran pidana Pemilu," sambung Nur Said.
Jangan sampai, kata dia, karena tidak paham dan tidak menguasai standar oprasional prosedur (SOP) Sentra Gakkumdu, personil menjalankan tugas tidak sesuai aturan yang ada.
Oleh karenanya, sambung Nur Said, pelatihan ini kesempatan yang sangat baik untuk memperdalam pemahaman dan menguasai SOP Sentra Gakkumdu.
Selain itu, Nur Said juga mengingatkan kepada jajaran Kepolisian yang tergabung dalam Sentra Gakkumdu untuk memahami tata cara penerimaan pelaporan. Ia mengatakan, sesuai pasal 134 Undang-Undang 10 Tahun 2016 tentang penerimaan laporan, lembaga satu-satunya yang berwenang menerima laporan adalah pengawas Pemilu.
"Untuk itu, pihak Kepolisian tidak punya hak atau kewenangan sekecil apapun dalam menerima sebuah laporan. Ini harus dipahami bersama supaya tidak ada yang sewenang-wenang," pungkasnya.
Penulis/Foto: Irwan
 |
 |
Webmail
