Minahasa, Badan Pengawas Pemilu - Pemilih pemula mendeklarasikan komitmennya mendukung pengawas pemilu dan menolak politik uang dan politisasi Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) dalam Pemilu Tahun 2019. Komitmen tersebut dibacakan pada kegiatan Sosialisasi Pengawasan Pemilu "Gerakan Pemilih Pemula Lawan Politik Uang dan Politisasi SARA" di Tateli, Kabupaten Minahada, Sulawesi Utara, Rabu (14/3/2018).
Dalam deklarasi Gerakan Pemilih Pemula Lawan Politik Uang dan Politisasi SARA dalam Pemilu Tahun 2019 tersebut, pemilih pemula berkomitmen untuk mengawal Pemilu Tahun 2019 dari praktik politik uang dan politisasi SARA karena merupakan ancaman besar bagi demokrasi dan kedaulatan rakyat. Selain itu juga melawan politik uang dan politisasi SARA karena menciderai integritas penyelenggaraan pemilu. Isi dari deklarasi itu juga mengajak pemilih menentukan pilihan berdasarkan visi, misi, dan program kerja, bukan karena politik uang dan politisasi SARA.
“Pemilih pemula mendukung dan mengenal Bawaslu dengan tugas dan kewenangannya menjadi modal yang baik”, kata Anggota Bawaslu RI Mohamad Afifuddin dalam sambutannya.
Komitmen lainnya yang termaktub dalam deklarasi itu adalah mendukung Pengawas Pemilu melakukan pengawasan dan penanganan pelanggaran terhadap politik uang dan politisasi SARA. Ssrta, tidak melakukan intimidasi, ujaran kebencian, kekerasan atau aktivitas dalam bentuk apapun yang dapat mengganggu proses penanganan pelanggaran politik uang dan politisasi SARA.
Afif mengatakan, setiap proses pemilu yang dilaksanakan membutuhkan kepercayaan publik. Pengawasan partisipatif ini dianggap penting untuk mengajak stakeholders pemilu mendukung Bawaslu.
“Bawaslu tidak bisa berjalan sendiri melakukan pengawasan," ujarnya.
Afif mengatakan, pada tahapan masa tenang rencananya Bawaslu akan melakukan patroli di semua daerah bersama pihak-pihak untuk mengingatkan semua pihak agar berhati-hati terhadap politik uang. Menurutnya, potensi politik uang kerap terjadi dimasa tenang.
“Kita harus yakin bahwa suatu saat nanti akan ada masa dimana masyarakat akan malu menerima politik uang sebagai motivasi untuk memilih," ujarnya.